Rabu, 27 Nov 2024, 18:45 WIB

Dian Sastrowardoyo: Atasi Ketimpangan Lewat Pendidikan Kearifan Lokal

Gelaran Demo Day Perempuan Inovasi 2024 “Peran Perempuan di Era Digitalisasi dan AI” di Hotel Westin, Jakarta, Selasa (26/11)

Foto: ANTARA/ Putri Hanifa

JAKARTA - Dian Sastrowardoyo, Pendiri Yayasan Dian Sastrowardoyo, menyoroti isu ketimpangan pendidikan dan kesejahteraan ekonomi di Indonesia dan mengajak masyarakat untuk tidak hanya fokus pada pengadopsian standar global, tetapi juga menggali kembali nilai-nilai kearifan lokal yang menjadi ciri khas bangsa.

“Bagaimana caranya kita bisa berkontribusi untuk menyelesaikan masalah kita, bahwa gimana caranya si perekonomian ini, kesejahteraan ini tidak hanya terjadi di kota-kota besar, tapi justru terjadi lebih rata di 3T,” kata aktris Dian Sastrowardoyo saat acara Demo Day Perempuan Inovasi 2024 “Peran Perempuan di Era Digitalisasi dan AI” di Jakarta, Selasa (26/11).

Ia menekankan pentingnya kontribusi nyata dalam menjawab masalah ketimpangan tersebut, baik melalui akses pendidikan maupun penguatan nilai-nilai lokal.

Dalam refleksinya, Dian membahas dampak globalisasi yang telah mengubah orientasi masyarakat dunia ketiga, termasuk Indonesia.

“Kita cenderung mengukur diri dengan standar dunia pertama, pendidikan tinggi, kemampuan berbahasa asing, dan berbagai kompetensi lain. Tapi, kekayaan dan kesejahteraan kita belum sama seperti mereka. Ini jelas tidak adil,” ungkap dia.

Namun, Dian juga mengingatkan bahwa Indonesia memiliki kearifan lokal yang justru tidak dimiliki oleh negara maju.

Sebagai bangsa yang tinggal di kepulauan Nusantara, Indonesia memiliki hubungan yang lebih dekat dengan alam.

Menurut Dian, nilai-nilai tersebut harus dilestarikan dan bahkan bisa menjadi pelajaran bagi negara-negara dunia pertama yang sudah jauh dari keselarasan dengan lingkungan.

“Di era di mana kita menghadapi tantangan keberlanjutan, perubahan iklim, dan masalah lingkungan lainnya, kita harus kembali kepada kearifan lokal. Kearifan ini mengajarkan kita untuk hidup selaras dengan alam, sesuatu yang tidak bisa diajarkan oleh standar dunia pertama,” ujar Dian.

Oleh karena itu, ia berharap upaya pemerataan akses pendidikan dan penguatan budaya lokal dapat terus dilakukan secara beriringan.

Ia menekankan pentingnya keseimbangan antara belajar dari standar global dan menjaga jati diri bangsa. Ant/I-1

Redaktur: Ilham Sudrajat

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan: