Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

"Di Tepi Sejarah" Tampilkan Pentas Keempat Monolog Ismail Marzuki 

Foto : ANTARA/Lifia Mawaddah Putri

Pentas "Ismail Marzuki: Senandung di Ujung Revolusi"

A   A   A   Pengaturan Font

"Di Tepi Sejarah" musim kedua menampilkan pertunjukan keempat serial monolog Ismail Marzuki: Senandung di Ujung Revolusi.

"Ismail Marzuki: Senandung di Ujung Revolusi ini adalah judul keempat dari seri monolog Di Tepi Sejarah. Mengangkat nama Ismail Marzuki ini sendiri karena kali ini Di Tepi Sejarah juga fokusnya ingin mengangkat sejarah siapa yang punya peran di kesenian gitu," kata Pradetya Novitri selaku Produser saat dijumpai di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Rabu (29/6) malam.

"Jadi mereka bergerak di bidangnya sendiri untuk memberi makna Indonesia dengan caranya masing-masing. Seperti Ismail Marzuki nggak pernah bawa senapan, tapi dia berjuang dengan caranya sendiri. Dengan lagu-lagunya. Dan menurut kami, banyak yang belum tahu cerita di balik itu," sambung dia.

Ditulis bersama oleh Putu Fajar Arcana dan Agus Noor, naskah Ismail Marzuki: Senandung di Ujung Revolusi mengisahkan momen-momen perjalanan hidup dan kreativitas Ismail Marzuki. Pada pentas ini, sosok Ismail Marzuki diperankan oleh Lukman Sardi.

Pentas Ismail Marzuki: Senandung di Ujung Revolusi menceritakan bagaimana di usia 17 tahun, Ismail menciptakan lagu O Sarinah yang mengajak para perempuan desa untuk giat bekerja di sawah agar dapat membangun negara. Sejak itu, dalam pasang surutnya sebagai pemusik dan juga penyanyi, Ismail seperti tak henti mencipta lagu.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top