Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Rabu, 08 Jan 2025, 06:10 WIB

Di Manakah Letak Amazon Kedua?

Foto: afp/ GOH CHAI HIN

Hutan Amazon dikenal sebagai penyedia oksigen dan penyerap karbon. Lalu di manakah “Amazon Kedua” yang memiliki kemampuan ekologis tidak kalah hebat?

1736262625_722f55cbda143f4150b2.jpg

Foto: afp/ GOH CHAI HIN

Hutan Amazon selama ini dikenal sebagai paru-paru dunia karena menghasilkan banyak oksigen. Selain itu hutan seluas tujuh juta kilometer persegi, walaupun hutannya sendiri seluas 5,5 juta kilometer persegi, merupakan tempat emisi karbon terserap.

Berada di Brasil (dengan 60 persen hutan), Kolombia, Peru, Venezuela, Ekuador, Bolivia, Guyana, Suriname, dan Guyana Prancis. Amazon menghasilkan 30 persen dari seluruh oksigen di Bumi. Hutan ini disebut dapat menyerap 25 persen emisi karbon di dunia.

Ternyata ada Amazon lain di dunia ini. Tempatnya tersembunyi di bawah ombak kawasan ini menyaingi hutan hujan Amazon dalam hal kekayaan ekologi dan kepentingan global dalam menyerap emisi karbon, yang disebut dengan Segitiga Terumbu Karang (Coral Triangle).

Dunia bawah laut yang tersebar di enam negara di kawasan Pasifik ini merupakan surga bagi berbagai spesies laut, sehingga mendukung kehidupan jutaan orang dan bisnis. Dikenal sebagai Amazon Lautan (Amazon of the Seas), Segitiga Terumbu Karang merupakan rumah bagi keajaiban yang menginspirasi para ilmuwan, penyelam, dan konservasionis serta menghadapi dunia dengan berbagai masalah yang memerlukan perhatiannya.

Harta Karun Global

Segitiga Terumbu Karang adalah kawasan laut yang luas berada di Indonesia, Malaysia, Filipina, Papua Nugini, Kepulauan Solomon, dan Timor-Leste. Membentang seluas 5,7 juta kilometer persegi, atau setengah dari luas Amerika Serikat.

Kawasan Segitiga Terumbu Karang merupakan rumah bagi 76 persen dari semua jenis karang di dunia. Kawasan ini menyediakan habitat bagi lebih dari 3.000 spesies ikan jauh lebih banyak daripada kawasan laut lainnya.

1736262643_1c43ff54cdd67d1f0160.jpg

Foto: afp/ GOH CHAI HIN

“Kawasan ini bukan hanya cagar alam tetapi juga basis penting bagi pendapatan masyarakat. Lebih dari 120 juta orang memperoleh manfaat dari Segitiga Terumbu Karang melalui penangkapan ikan, pariwisata, atau ketahanan pangan,” tulis laman Riazor.org.

Selain kepentingan ekonominya, kawasan ini menyediakan layanan ekologi, seperti pertahanan terhadap gelombang badai, yang membuatnya penting bagi masyarakat pesisir. Namun, lokasinya yang terpencil juga merupakan kerugian, karena sebagian besar pemandangan lautnya yang indah masih belum dipetakan.

Pecinta alam akan senang menjelajahi Segitiga Terumbu Karang. Kawasan ini menghadirkan kesempatan langka untuk menyelam, bersnorkel, dan kegiatan lain seperti konservasi, yang menjadikannya tempat yang sempurna bagi para pelancong.

“Terumbu karang dan airnya penuh dengan kehidupan dan airnya jernih, tempat ini sangat ideal bagi mereka yang ingin mengenal kehidupan laut, termasuk ikan pari manta dan penyu laut,” lanjut laman tersebut.

Meskipun Segitiga Terumbu Karang merupakan keajaiban alam, tempat ini bukannya tanpa ancaman. Konsumsi makanan laut internasional yang tinggi telah mendistorsi keseimbangannya yang rapuh melalui penangkapan ikan yang berlebihan.

Penangkapan ikan dengan sianida dan dinamit, misalnya, merusak terumbu karang, yang merupakan struktur yang tumbuh lambat dan mungkin memerlukan waktu lama untuk tumbuh kembali. Metode tersebut juga berdampak negatif terhadap lingkungan dan merusak standar hidup yang terkait dengan praktik penangkapan ikan yang berkelanjutan.

Penambangan dan eksplorasi minyak yang tidak terkendali memperburuk masalah di wilayah tersebut. Proses industri berdampak pada ekosistem, air tercemar, dan kehidupan laut terancam. Selain itu, pembangunan pesisir tidak mempertimbangkan kepekaan wilayah dan satwa liar, dan hal itu mengubah lingkungan.

Yang lebih penting dari semua tantangan ini adalah perubahan iklim. Saat suhu laut meningkat, karang berubah menjadi putih, dan badai serta pengasaman air membahayakan kehidupan laut. Jika tren saat ini terus berlanjut, Segitiga Terumbu Karang akan segera kehilangan statusnya sebagai salah satu pusat keanekaragaman hayati laut dan pesisir terpenting di dunia.

Pariwisata Berkelanjutan

Dalam konteks ini, ada harapan untuk pariwisata berkelanjutan. Segitiga Terumbu Karang secara bertahap berkembang menjadi situs ekowisata penting yang tampaknya dituju oleh penyelam, peselancar, dan wisatawan lainnya. Setelah menetapkan standar keberlanjutan yang tinggi, wisata ekologi, live-aboard, dan resor ekologi membantu melestarikan lingkungan dan menawarkan pengalaman yang luar biasa.

Situs-situs seperti portal pariwisata untuk Segitiga Terumbu Karang berfokus pada pariwisata yang bertanggung jawab. Di sini wisatawan dapat berenang di tempat menyelam yang belum tersentuh, bertemu orang, dan menjadi bagian dari proses yang membantu menyelamatkan kawasan tersebut. Bisnis pariwisata dari Bali hingga Raja Ampat disetujui berdasarkan keberlanjutan untuk memastikan bahwa mereka berdampak positif terhadap lingkungan.

1736262633_91a916f555284163239e.jpg

Foto: antara/ M Risyal Hidayat

Upaya untuk meningkatkan kesadaran sedang dilakukan di seluruh dunia. Kesadaran akan Segitiga Terumbu Karang diciptakan dengan menceritakan kisah-kisah suksesnya dan kisah-kisah sulitnya, yang menarik para pembuat kebijakan dan konservasionis. Dalam pariwisata, pembangunan berkelanjutan berfokus pada perlindungan ekosistem dan dukungan terhadap penduduk setempat.

Segitiga Terumbu Karang disebut sebagai Amazon kedua di Bumi, yang membuktikan bahwa planet ini sangat beragam. Segitiga ini mendukung kehidupan jutaan orang di enam negara dan berkilau dengan keindahan alam. Namun, seperti halnya di daratan, tekanan yang meningkat memerlukan perhatian.

“Penghijauan, penangkapan ikan, dan pariwisata yang bertanggung jawab memungkinkan upaya-upaya di masa mendatang untuk melestarikan sumber daya alam bawah laut ini hingga mencapai potensi maksimal. Kita dapat menyelamatkan Segitiga Terumbu Karang atau ‘Amazon di Lautan,” tulis laman tersebut.  hay

Redaktur: Haryo Brono

Penulis: -

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.