Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Di ISFANEA 2023, Super Bubur Dari Mayora Raih Penghargaan dari Perhimpunan Pakar Gizi

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Super Bubur juga bergizi karena terbuat dari beras asli kualitas terbaik, tanpa bahan pengawet dan pewarna, serta mengandung vitamin A, B1, B2, B6, dan B12. Bisa menjadi sumber energi alami yang baik, aman dan nyaman untuk pencernaan juga untuk dikonsumsi setiap hari, baik sarapan, sahur, kudapan/snacking, atau kapan saja.
Inovasi Mayora dengan menghadirkan Super Bubur yang lebih sehat dan bergizi untuk sarapan dan kudapan ini mendapat apresiasi.

Kedua produk unggulannya, Super Bubur Buryam dan Super Bubur Rasa Soto berhasil meraih Penghargaan Inovasi Program Pangan dan Gizi pada acara International Symposium Food & Nutrition, Expo, and Awards (ISFANEA) 2023 yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia (PERGIZI PANGAN), berkolaborasi dengan Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI).

Penghargaan itu diserahkan oleh Ketua Umum PERGIZI PANGAN Indonesia Prof. Dr. Hardinsyah MS. "Super Bubur Buryam layak mendapat pengakuan dan penghargaan Inovasi Program Pangan dan Gizi sebagai bubur instan yang mudah diperoleh dan terjangkau, mengandung vitamin A, B1, B2, B6 dan B12 serta turut mendukung upaya perbaikan gizi," kata Prof. Hardinsyah.

Penghargaan juga diberikan kepada produk Super Bubur Kuah Soto sebagai bubur instan dengan cita rasa tradisional soto yang turut mendukung upaya perbaikan pangan dan gizi.

Dukungan Super Bubur terhadap upaya perbaikan gizi masyarakat juga dilakukan melalui inovasi program Gerakan Edukasi Gizi dan Makan Bubur Bergizi untuk Pencegahan Stunting (Gema Bugizi Penting). Melalui program ini, Super Bubur berkontribusi membantu mengatasi masalah stunting dan gizi buruk pada balita dan anak-anak yang tengah menjadi perhatian serius dari pemerintah. Berdasarkan data Survei Status Gizi Nasional (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting di Indonesia di angka 21,6%. Angka tersebut masih tinggi, mengingat target prevalensi stunting di tahun 2024 sebesar 14% sementara standard Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di bawah 20%.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top