Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Paparan Kinerja

Dharma Satya Nusantara Pacu Produktivitas

Foto : Istimewa

Andrianto Oetomo

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Perusahaan perkebunan kelapa sawit PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) terus memacu produktivitas di tengah turunnya harga minyak sawit (crude palm oil/CPO) di pasar global untuk tetap mempertahankan penerimaan perseroan. Selain memacu produktivitas dengan membuka rencana akuisisi kebun, perusahaan juga mengupayakan langkah strategis untuk meningkatkan efisiensi perusahaan.

Direktur Utama DSNG, Andrianto Oetomo mengatakan akan meningkatkan kapasitas Pabrik Kelapa Sawit (PKS) menjadi 570 ton per jam dari kapasitas tahun 2018 sebesar 510 ton per jam, dengan selesainya satu PKS baru berkapasitas 30 ton per jam dan perluasan kapasitas salah satu PKS lainnya sebesar 30 ton per jam.

Perseroan juga membangun Bio CNG-Plant yang mengolah limbah cair PKS menjadi compressed bio-methane gas dengan kapasitas 280 m3 per jam dan tenaga listrik berkapasitas 1,2 megawatt, yang ground breaking-nya sudah dilakukan pada akhir 2018.

"Pembangunan Bio-CNG Plant ini sebagai bagian dari kebijakan sustainability Perseroan, yang nantinya akan digunakan untuk menggantikan bahan bakar solar di PKS dan perumahan karyawan di sekitar kebun," kata Andrianto saat menyampaikan kinerja operasi dan finansial perseroan sampai dengan triwulan I-2019 dan rencana Perseroan 2019 di Jakarta, Jumat (10/5).

Dia juga menyebutkan produksi TBS pada kuarta I 2019 sebesar 512 ribu ton, naik 73 persen dibandingkan kuartal I 2018 sebanyak 296 ribu ton.

Sedangkan produksi CPO pada triwulan I-2019 sebesar 129 ribu ton, naik 61 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kenaikan tersebut disebabkan oleh membaiknya produktivitas kebun sejak beberapa bulan terakhir yang telah kembali seperti produktivitas dua tahun lalu. Selain itu, adanya tambahan produksi CPO dari perusahaan yang diakuisisi Perseroan pada akhir 2018.

Volume penjualan CPO juga naik dua kali lipat menjadi 166 ribu ton dibandingkan sebesar 82 ribu ton pada kuartal I tahun lalu, seiring kenaikan produksi ditambah dengan penjualan sisa inventory yang sempat tertahan tahun lalu akibat kongesti logistik kapal pengangkut CPO.

Penjualan Naik

Kenaikan tersebut ikut mendongkrak nilai penjualan perseroan pada triwulan I-2019 mencapai 1,37 triliun rupiah, naik 42 persen dibandingkan periode sama tahun lalu, meskipun harga rata-rata CPO perseroan turun 20 persen dari 7,7 juta rupiah per ton menjadi 6,1 juta rupiah per ton. Dari total penjualan tersebut, segmen usaha kelapa sawit memberikan kontribusi sebesar 82 persen.

Untuk segmen usaha produk kayu, pada triwulan I-2019, perseroan juga berhasil meningkatkan penjualan sebesar 9 persen menjadi 242 miliar rupiah dibandingkan triwulan I-2018. bud/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Vitto Budi

Komentar

Komentar
()

Top