Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Perubahan Iklim

Dewan Eropa Tekankan Kerja Sama Saling Menguntungkan di G20

Foto : VALERIA MONGELLI/AFP

Presiden Dewan Eropa, Charles Michel

A   A   A   Pengaturan Font

PHNOM PENH - Dewan Eropa akan menekankan pentingnya kerja sama yang saling menguntungkan saat menghadiri KTT G20 di Bali. "Saya akan hadir di KTT G20 secara langsung. Ada sejumlah isu prioritas yang akan diangkat oleh Dewan Eropa pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, Indonesia," kata Presiden Dewan Eropa, Charles Michel, dalam keterangan pers di sela-sela KTT Asean, di Phnom Penh, Kamboja, Sabtu (12/11).

Dia mengatakan isu yang diangkat antara lain pentingnya peningkatan kerja sama yang saling menguntungkan dan mengatasi persoalan perubahan iklim. Terkait kerja sama, dia mengatakan Dewan Eropa menginginkan kerja sama yang saling menguntungkan dengan berbagai pihak.

"Kita akan mengangkat kerja sama yang saling menguntungkan. Penting bagi Eropa melakukan kemitraan yang saling menguntungkan satu sama lain," kata Michel.

Mengenai perubahan iklim, ia mengatakan pentingnya peningkatan aksi iklim untuk membantu tercapainya pengurangan emisi dari setiap negara.

Eropa juga mempercepat transisi energi dari bahan bakar fosil ke energi baru dan terbarukan. Semua negara harus bekerja sama untuk melakukan transisi ekonomi dan transisi energi.

Sebelumnya, negara-negara Uni Eropa (EU) mencapai kesepakatan yang mendukung aturan iklim yang lebih ketat. Kesepakatan yang lebih ketat itu akan menghilangkan emisi karbon dari kendaraan bermotor, terutama roda empat pada 2035. G20 merupakan sebuah platform multilateral strategis yang menghubungkan sejumlah negara dengan perekonomian besar di dunia yang dimulai sejak 1999.

Ancaman Terbesar

Di bagian lain, Direktur Pelaksana Pengembangan Kebijakan dan Kerja Sama Bank Dunia, Mari Elka Pangestu, menyatakan krisis perubahan iklim merupakan salah satu ancaman terbesar bagi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang sulit dibenahi bahkan tidak akan hilang.

"Perubahan iklim adalah salah satu ancaman terbesar bagi pembangunan dan pertumbuhan, tidak akan hilang. Anda tidak dapat membalikkannya dan itu (perubahan iklim) hanya akan menjadi lebih buruk," katanya dalam Tri Hita Karana (THK) Blended Finance Presidensi G20 Indonesia di Nusa Dua, Bali, Minggu (13/11).

Mari mengatakan perubahan iklim menjadi ancaman bagi pembangunan dan pertumbuhan karena krisis ini menimpa seluruh lapisan masyarakat baik di negara miskin, berkembang maupun maju.

Mari menuturkan ketika perubahan iklim menimpa negara-negara termiskin dan rentan maka mereka tidak ada pilihan untuk tidak melakukan tindakan atau upaya mitigasi.

Mari menjelaskan apabila krisis perubahan iklim tidak dimitigasi dengan segera maka akan mendorong hingga lebih dari 132 juta orang masuk ke dalam kemiskinan, 260 juta orang bermigrasi, dan mempengaruhi kualitas sumber daya manusia.


Redaktur : Redaktur Pelaksana
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top