Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Detektor Berbasis DNA Jamin Produk Halal

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Laboratorium Sucofindo menguji produk halal berdasarkan spesifik spesies yang mampu mengenali DNA spesifik dari porcine atau babi dalam berbagai produk, mulai dari makanan, obat-obatan hingga kosmetik dan produk-produk lainnya.

Sebagai salah satu negara dengan mayoritas penduduknya adalxah muslim, kebutuhan akan produk halal di Indonesia kini semakin berkembang.

Tidak hanya sebatas pada produk-produk konsumsi seperti makanan dan minuman dan obat-obatan, produk-produk lain seperti kosmetik, perawatan tubuh, produk fashion berlabel halal juga mulai diminati warga.

Standar kehalalan sebuah produk, mencakup pada aspek halal dan haramnya serta mutu produk yang aman dan toyyib (baik) sepertinya telah menciptakan sebuah ceruk pasar baru.

Keberadaan Undang-Undang nomor 33/2014 tentang Jaminan Produk Halal yang mewajibkan semua produk harus mengantongi sertifikat halal pada 2019 mendatang, semakin menguatkan kebutuhan akan pengujian atau pemeriksaan kehalalan sebuah produk.

Untuk merespons kepentingan ini, Sucofindo merilis teknologi terbaru untuk menguji dan menjamin kehalalan produk. Di laboratorium halal Sucofindo, pengujian halal di lakukan dengan teknologi berbasis DNA (asam deoksiribonukleat/ deoxyribonucleic acid).

Spesifik spesies mampu mengenali DNA spesifik dari porcine atau babi dalam berbagai produk, mulai dari makanan, obat-obatan hingga kosmetik dan produk-produk lainnya. Pengujiannyapun jauh lebih cepat dan lebih akurat.

Hal tersebut di atas sebagaimana di akui oleh Ause Perthiana, Kasubag Penjualan laboratorium sentral PT Sucofindo saat menerima kunjungan wartawan di Laboratorium pusat Sucofindo di Cibitung, Jawa Barat pekan lalu.

Sebagai salah satu Lembaga Pemeriksa Halal, menurut Ause, pengujian halal menjadi salah satu jasa unggulan yang ditawarkan oleh Laboratoriumnya. Selain jasa pengujian mainan anak, pakaian dan juga kemasan serta peralatan medis.

Permintaan akan pengujian produk halalpun terus meningkat jumlahnya. Terutama menyangkut pada kandungan babi dan turunnya dalam sebuah produk.

Untuk menentukan ada tidaknya kandungan babi serta turunnya dalam sebuah produk, pada dasarnya dapat di lakukan dengan menggunakan metode berbasis DNA dan juga metode berbasis protein.

Dalam banyak kasus, metode berbasis DNA jauh lebih unggul dan dapat memberikan hasil yang jauh lebih sensitif, spesifik dan akurat jika dibandingkan dengan metode deteksi berbasis protein seperti enzime linked immonosorbent assay ( ELISA) dan rapid kit berbasis ikatan antibodi-antigen.

Salah satu kelemahan metode berbasis protein adalah sifat protein itu sendiri yang tidak stabil terhadap panas dan perlakukan lain pada proses produksi.

Sementara metode berbasis DNA umumnya lebih spesifik. Hal ini disebabkan spesies memiliki fragmen sekuen DNA yang dapat menjadi DNA penanda atau marker. Kondisi ini juga jauh lebih sensitif karena mampu mendeteksi DNA bahkan dalam jumlah yang sangat sedikit melalui proses amplifikasi DNA.

Selain itu sifat DNA yang tahan terhadap panas memungkinkan kandungan DNA masih dapat di deteksi. Ya, meskipun produknya sendiri telah mengalami proses pengolahan yang kompleks.

Untuk pemeriksaan halal, laboratorium halal Sucofindo sendiri didukung dengan perangkat teknologi pengujian halal berbasis DNA canggih berupa droplet digital polymerase chain reaction atau ddPCR.

Secara umum, teknologi ddPCR menggunakan kombinasi mikrofluida dan kimia surfaktan eksklusif untuk membagi sampel PCR menjadi tetesan air dalam minyak. Tetesan atau droplet ini mendukung amplifikasi PCR dari molekul-molekul template yang dikandungnya dan menggunakan reagen dan alur kerja yang mirip dengan yang digunakan untuk kebanyakan tes.

Setelah atau post PCR, setiap droplet dianalisis atau dibaca untuk menentukan fraksi tetesan PCR-positif dalam sampel asli. Data-data ini kemudian dianalisis menggunakan statistik untuk menentukan konsentrasi sampel DNA target dalam sampel asli.

Lebih akurat

Chemist Laboratorium pangan Sucofindo, Tati Kusmiati mengatakan, dengan teknologi ddPCR yang dimiliki, saat ini Laboratorium halal Sucofindo melakukan analisa terhadap kandungan babi dalam produk makanan.

Terutama pada makanan olahan. Mereka juga melakukan analisa kandungan babi pada produk kesehatan, obat-obatan dan juga kosmetik. "Fokus kami pada ada tidaknya kandungan babi dalam produk. Termasuk turunannya," kata Tati.

Untuk melakukan pengujian, lanjut Tati setidaknya ada sejumlah tahapan utama yang harus dilakukan. Yakni tahap ekstrasi DNA. Tahap ini menurut Tati cukup penting dimana proses ini bertujuan sebagai bagian dari isolasi untuk mengeluarkan DNA dari dalam sel.

Setelah DNA berhasil di isolasi, selanjutnya dilakukan purifikasi untuk mengeliminasi pengotor atau kontaminan DNA. "Proses berikutnya adalah proses amplifikasi DNA," kata Tati.

Amplifikasi DNA secara sederhana merupakan proses perbanyak fragmen DNA yang sekaligus menjadi penanda yang unik bagi spesies yang di deteksi menggunakan primer DNA target. Tahap penting berikutnya adalah pasca PCR berupa analisis hasil dari semua rangakaian yang dilakukan, apakah kandungan babi dalam sebuah produk negatif atau positif.

"Dalam agama tidak memperbolehkan sedikitpun adanya kadar babi ada dalam makanan ataupun minuman," Tati menambahkan. Nantinya hasil analisis yang dikel0uarkan oleh laboratorium Sucofindo ini digunakan sebagai pendukung sertifikasi halal sebuah produk. nik/E-6

Komentar

Komentar
()

Top