Designer Anna Mariana Kolaborasikan Motif Tenun Sulsel dan Bali
Foto: istimewaPemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) dan Bali menjalin kerja sama dalam pengembangan tenun dan songket, khususnya dalam menciptakan motif kolaborasi antara Sulsel dan Bali. Penandatanganan Nota Kesepahaman Antara Pemprov Sulsel dan Pemprov Bali tentang Pengembangan Tenun dan Songket Kolaborasi Motif Sulsel dan Bali, dilaksanakan di Lokasi Tenun Ikat Puteri Ayu, BlahBatu, Kabupaten Gianyar, Bali, Sabtu (11/8).
Dalam Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani kedua belah pihak, Pemprov Sulsel akan menyiapkan bahan baku setengah jadi dalam bentuk benang sutera, menyiapkan SDM untuk dilatih dan menyiapkan sarana promosi dan pemasaran di Sulsel dan Bali. Sedangkan, Pemprov Bali akan menyiapkan desain khusus yang merupakan kolaborasi antara motif khas Sulsel dan Bali, menerima dan menampung SDM untuk dilatih dalam proses penenunan (magang), hingga memasarkan produk tenun dan songket di Bali dan di luar Bali.
Untuk kerja sama tersebut, Pemprov Sulsel menunjuk Anna Mariana, House of Marsya, Spesialis Kain Tenun dan Songket Nusantara, untuk membuat dan menciptakan desain kain tenun dan songket perpaduan motif Bali dan Sulsel, yang selanjutnya diberi nama Tenun dan Songket Bali Magis (Bali - Makassar Bugis). Selanjutnya, House of Marsya dimandatkan melalui nota kesepahaman tersebut, untuk melakukan pelatihan dan pembinaan para penenun melalui kerjasama dengan usaha pertenunan Puteri Ayu Gianyar Bali, yang merupakan mitra binaan dan partner dari House of Marsya.
Penjabat Gubernur Sulsel, Dr Sumarsono mengatakan, Indonesia memiliki ribuan budaya yang harus tetap dijaga sebagai kekuatan pertahanan negara. Salah satu bagian dari upaya pelestarian budaya ini adalah melalui tenun dan songket. "Melalui MoU ini, ada budaya Bali dan Sulsel yang kita ikat. Saya memberikan nama Bali Magis atau Bali Makassar Bugis," ujar Soni, sapaan akrab Sumarsono.
Designer tenun dan songket Nusantara, Anna Mariana pun turut menandatangani kesepakatan kerja sama dengan Plt Gubernur Sulawesi Selatan dalam melahirkan tenun dan songket kolaborasi Bali-Makasar di kesempatan yang sama.
"Sebetulnya Makassar sendiri sejak lama sudah sangat terkenal dengan sarung sutera dengan warna-warna terang. Dengan adanya tenun dan songket Bali Magis, saya akan kembangkan lewat pemakaian benang sutra murni atau benang semi sutra, juga penggunaan pewarnaan lebih kalem dengan warna-warna alam. Akan ada icon-icon khas Makassar dan juga Bali pada designnya nanti," kata Anna yang sudah melahirkan tenun songket kolaborasi dengan nama BaSo (Bali-Solo), Babe (Bali-Betawi), dan Bajo (Bali-Jogja).
Menurut Anna, ada dasar utama mengapa dalam setiap karya kolaburasi tersebut menggunakan design dan penamaan Bali. Salah satunya, karena Anna menginginkan produk tersebut berkembang di tingkat daerah dan di Indonesia. "Di samping itu, saya punya misi besar untuk membawa produk-produk tersebut ke mancanegara dan bisa diterima di pasar luar negeri. Misalnya lewat ajang New York Fashion Week yang akan saya ikuti pada bulan Oktober nanti," tukasnya.
Anna melihat dengan mengkolaborasikan produk tradisonal tenun dan songket nusantara ini, bisa menjadi bagian dari strategi dalam mempromosikan daerah-daerah di Indonesia. "Agar masyarakat di luar negeri mengenal daerah-daerah lain di luar Bali di Indonesia, lewat tenun dan songket juga batik," tambahnya. Anna berharap produk tradisional hand made tenun dan songket kolaburasi dua daerah ini bisa membawa hasil yang lebih baik. Sekaligus juga bisa menjadi ajang promosi budaya yang dikenal secara luas. yzd/S-2
Redaktur: Sriyono
Penulis:
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Mai Hang Food Festival Jadi Ajang Promosi Kuliner Lokal Labuan Bajo
- 2 Prabowo Dinilai Tetap Komitmen Lanjutkan Pembangunan IKN
- 3 Otorita Labuan Bajo: Mai Hang Food ajang promosi kuliner lokal
- 4 Gelar Graduation Development Program Singapore 2024, MTM Fasilitasi Masa Depan Lebih Baik untuk Pekerja Migran
- 5 Natal Membangun Persaudaraan