Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Dengan Busur dan Tombak,  Suku Pribumi Berupaya Lindungi Hutan Amazon

Foto : AFP/Siegfried

“Pejuang Hutan” | Sejumlah pemuda dari anggota kelompok masyarakat adat Kanamari dari kawasan cagar alam Lembah Javari, Amazon, Brasil, yang menamakan diri mereka sebagai “Pejuang Hutan” bersiap untuk melakukan patroli untuk mempertahankan tanah dan dan sumber daya lain pada Mei lalu. Mereka berpatroli hanya dengan membawa busur, anak panah, dan tombak saja. 

A   A   A   Pengaturan Font

Di daerah terpencil di Amazon Brasil yang dikepung oleh nelayan ilegal, pemburu liar, penebang kayu, dan pengedar narkoba, masyarakat adat mengambil tindakan sendiri untuk mempertahankan tanah dan sumber dayanya. Dengan membawa busur, anak panah, dan tombak, sejumlah pemuda Desa Sao Luis berpatroli di Sungai Javari dengan perahu motor di lembah bernama sama.

Mereka menyebut diri mereka "Pejuang Hutan", yang mengaku sebagai pewaris pembela hak-hak masyarakat adat Bruno Pereira, yang dibunuh di Lembah Javari satu tahun lalu bersama dengan jurnalis Inggris, Dom Phillips.

"Kita harus selalu bersiap menghadapi kemungkinan terburuk. Tapi kami tidak ingin kekerasan," kata Lucinho Kanamari, dengan wajah memerah dan menegaskan bahwa senjata tradisional hanya dipergunakan sebagai tindakan pencegahan.

"Saat kami melihat penyusup, salah satu dari kami akan berbicara dengan mereka. Yang lain tetap di belakang, siap bereaksi jika terjadi masalah," kata dia kepada AFP. "Kami berada di sini untuk mengajar, bertindak sebagai pencegah damai. Kami berbicara, kami menjelaskan," tutur dia.

Lucinho adalah anggota kelompok masyarakat adat Kanamari, salah satu dari enam kelompok masyarakat adat di Lembah Javari yang merupakan kawasan cagar alam masyarakat adat yang dilindungi terbesar kedua di Brasil.

Seperti banyak orang lain yang tinggal di sini, ia mengambil nama belakangnya dari sukunya yang tinggal di bagian hutan hujan seukuran Portugal yang berisi banyak kelompok pribumi terakhir yang belum pernah dihubungi di dunia.

Para pejuang yang berpatroli sangat takut terhadap nelayan ilegal yang mencari pirarucu - salah satu ikan air tawar terbesar di dunia yang dagingnya dianggap makanan lezat yang amat mahal. Para pemburu liar tersebut diyakini telah membunuh Pereira dan Phillips pada tanggal 5 Juni 2022, dengan memotong tubuh mereka dan menyembunyikan sisa-sisanya di hutan.

Untuk sementara, kejahatan ini menarik perhatian internasional terhadap ancaman yang telah lama ditinggalkan di bawah pemerintahan mantan presiden sayap kanan Jair Bolsonaro dan agenda pro-industrinya.

"Dengan Bolsonaro, dan kemudian Covid, invasi meledak," kata Varney Todah da Silva Kanamari, wakil presiden Persatuan Masyarakat Adat Lembah Javari (Univaja). "Ketika negara mengabaikan kami, kita harus memikul tanggung jawab mempertahankan apa yang menjadi milik kami yaitu danau dan hutan kami," kata dia.

Bukan hanya para nelayan yang ditakuti oleh para penjaga. Ada juga kelompok narko yang menanam tanaman koka di sisi sungai Peru, dan pada April lalu para penebang mengancam akan membunuh seorang kepala suku Kanamari, sehingga memaksanya ke pengasingan. Para pejuang telah membangun dua pos pengamatan kayu terapung di sungai dekat desa mereka di Sao Luis. Salah satu bangunan diserang.

Keterbatasan

Tugas mereka sangat besar dan berbahaya, kemampuan mereka terbatas. Tim hanya memiliki dua perahu motor dan sedikit bahan bakar.

Para pejuang terus berupaya menghindari konflik kekerasan, dan dalam situasi tegang, mundur kembali ke hutan.

Dengan absennya pasukan pemerintah di daerah tersebut, para pejuang Sao Luis bekerja dengan kelompok pribumi lain yang dikenal dengan akronim EVU, semacam unit komando yang melekat pada Univaja.

Pereira membantu menyiapkan EVU sebelum kematiannya. Anggota EVU dilengkapi dengan kapal tongkang bermotor, GPS, drone, telepon dan internet satelit, yang sebagian besar dimungkinkan oleh donor swasta. Mereka tidak membawa senjata.

"Relawan EVU dari berbagai komunitas Lembah Javari menjalani pelatihan oleh LSM dan spesialis keamanan tentang cara melakukan intervensi, melakukan survei, menyita peralatan atau perahu," jelas salah satu pendiri EVU, Cristobal Negredo Espisango, yang dikenal sebagai Tatako.

Pemimpin EVU Orlando de Moraes Possuelo mengatakan tujuan utamanya adalah menempati wilayah di daerah dengan banyak ikan dan hewan yang dicari.

Dengan kembalinya Luiz Inacio Lula da Silva dari sayap kiri ke kursi kepresidenan, banyak orang di Amazon berharap bantuan akan segera datang. Presiden Lula sebelumnya telah bersumpah bahwa mereka tidak akan meninggalkan perjuangan demi planet ini.

"Kami berjuang untuk menghidupkan kembali kebijakan untuk melindungi masyarakat adat dan Amazon," kata Presiden Lula. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top