Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Demam Skuter Elektrik Landa Kota Besar Dunia

Foto : AFP/ROSLAN RAHMAN

KENDARAI SKUTER ELEKTRIK l Sejumlah turis menaiki skuter elektrik saat mengunjungi Marina Bay di Singapura pada pertengahan Februari lalu.

A   A   A   Pengaturan Font

Sejak diperkenalkan setahun lalu di Paris, Prancis, dalam ajang tahunan Festival of Music, ratusan skuter elektrik dua warna: hijau dan hitam, saat ini banyak hilir mudik di sepanjang trotoar ibu kota Prancis itu. Murah, tersedia secara luas, dan mudah dipergunakan melalui dengan aplikasi telepon pintar, skuter elektronik menjadi sangat populer dalam sekejap mata.

"(Demam) itu terjadi dengan sangat cepat dan sedikit anarkis," kata Menteri Transportasi Prancis, Elisabeth Borne, pada Mei silam saat mengomentari booming skuter elektrik ini. "(Kendaraan elektrik) ini amat efektif ditengah-tengah hiruk pikuk dan ketatnya aturan di ibu kota," imbuh dia.

Kehadiran skuter elektrik bertepatan dengan momentum untuk Paris dalam melakukan perbaikan layanan dan mencari moda transportasi baru bagi menggantikan metode sewa sepeda secara daring yang mengalami kegagalan.

Dalam setahun, muncul 13 operator penyewaan skuter elektrik di Paris dengan jumlah armada sebanyak 20 ribu unit yang serta merta menimbulkan kekacauan di jalanan karena belum ada regulasi yang mengatur moda kendaraan ramah lingkungan ini.

Akibat banyaknya skuter elektrik melaju di Paris, sejumlah pejalan kaki merasa terintimdasi oleh pengendara skuter elektrik ini karena mereka melaju secara diam-diam di trotoar, terparkir secara sembarangan di pedestrian dan alun-alun kota, bahkan semakin banyak laporan kecelakaan akibat keberadaan skuter elektrik ini.

Selain di Paris, moda transportasi yang praktis dan menyenangkan ini, saat ini tersedia mulai dari Kota Boston di Amerika Serikat hingga ke Bangkok, Thailand.

Bagai Tsunami

Skuter elektrik ini pertama kali diluncurkan di California pada September 2017 oleh perusahaan rintisan bernama Bird, yang kemudian diikuti oleh pesaingnya, Lime. Saat ini, Bird dan Lime adalah operator skuter elektrik terbesar di dunia. Pada pertengahan 2018, dua perusahaan itu melebarkan sayap bisnisnya ke pasar Eropa, lalu menyebar dengan cepat ke Timur Tengah, Asia, dan Amerika Latin.

"Demam skuter elektrik ini bak tsunami," kata Joel Hazan, seorang mitra dari Boston Consulting Group. "(Demam) ini telah menjadi yang tercepat dalam sejarah layanan mobilitas dan gelombang tercepat untuk menyebar ke seluruh dunia, selama dua tahun terakhir," imbuh dia.

Karena cepatnya pertumbuhan skuter elektrik ini, saat ini pemerintah di kota-kota besar dunia berupaya mengimbanginya dengan aturan keselamatan, batasan, dan pengelolaan yang menyangkut moda transportasi ramah lingkungan baru ini.

Saat ini skuter elektrik bisa melaju dengan kecepatan hingga 25 kilometer per jam, sehingga kendaraan ini terlalu cepat untuk melaju di trotoar bahkan bisa membuat masalah di jalanan. Sebagian besar kota membatasi gerak skuter elektrik di jalur sepeda, tetapi fasilitas itu belum memadai bahkan bisa dikatakan jarang ada.

Batasan jumlah, kecepatan, dan usia bagi pengendara skuter elektrik pun saat ini masih belum diatur secara jelas. Hal lain yang akan jadi masalah yaitu mengenai aturan dan biaya ruang parkir bagi operator. ang/AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top