Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pembangunan Ekonomi I Kontribusi Manufaktur terhadap PDB Terus Menurun

Deindustrialisasi Dini, Sinyal RI Terkontaminasi "Dutch Disease"

Foto : Sumber: BPS - KORAN JAKARTA/ONES
A   A   A   Pengaturan Font

"Semua langsung kita ekspor karena harga-harganya di pasar global menjanjikan. Pada saat yang sama, kita tidak memikirkan industrialisasinya," jelas Rizal.

Seandainya bahan baku dari sumber daya alam itu bisa diolah maka yang semula nilainya 1.000 misalnya, bisa meningkat dua kali, tiga kali, empat kali bahkan bisa 10 kali lipat melalui proses industrialisasi. Nilai tambahnya akan lebih baik, tapi itu yang tidak terjadi.

"Kalau disebut kita sudah deindustrialisasi bukan sekarang, sebenarnya sudah lama industrialisasi manufaktur kita tidak jalan karena terlena menikmati harga-harga komoditas yang tinggi," tegasnya.

Secara terpisah, pakar ekonomi dari Universitas Surabaya (Ubaya), Wibisono Hardjopranoto, mengatakan untuk sembuh dari kondisi yang disebut "Dutch Disease" tersebut, mau tidak mau pemerintah harus mewujudkan hilirisasi hasil tambang dan manufakturisasi industri substitusi impor.

"Banyak keuntungan dengan hilirisasi karena dapat mengatasi persoalan pengangguran, serta sebagai upaya memperbaiki kinerja neraca perdagangan yang selama ini selalu defisit. Dengan manufakturisasi nilai tambahnya lebih besar, dibanding jika lebih ke arah sumber daya alam," kata Wibisono.


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top