Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pembangunan Ekonomi - Sekitar 10,7 Persen Kabupaten/ Kota Berdaya Saing Rendah

Daya Saing Nasional Turun

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/ Bappenas melaporkan hanya 1,3 persen kabupaten/ kota di Indonesia masuk dalam kategori daerah yang memiliki daya saing sangat tinggi. Fakta itu terjadi di tengah upaya pemerintah meningkatkan daya saing nasional.

Kepala Sekretariat Nasional Tujuan Pembangunan Berlanjutan Kementerian PPN/ Bappenas, Vivi Yulaswati, menyebut ketiga kabupaten/ kota yang masuk kategori daya saing sangat tinggi itu, semuanya berada di Jawa, meliputi Surakarta, Sleman, dan Sragen. Sementara daerah yang masuk dalam kategori "tinggi" mencapai 22,8 persen, sedang 21,5 persen dan rendah 10,7 persen.

"Secara keseluruhan, lebih dari 44 persen kabupaten/ kota yang sudah mempunyai daya saing tinggi dan sedang," kata Vivi dalam workshop Indeks Daya Saing Daerah untuk Pembangunan Berkelanjutan pada AOE 2022, di Jakarta, Kamis (21/7). "Namun, banyak daerah yang tidak mengisi data, yakni mencapai 43,7 persen," imbuhnya.

Vivi menambahkan pemerintah terus mendorong kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk swasta, lembaga filantropi dan masyarakat, untuk membangun daya saing daerah secara berkelanjutan. Hal tersebut terkait erat dengan pembangunan rendah karbon, di mana daerah yang memiliki daya saing tinggi adalah daerah yang juga menjaga keseimbangan ekonomi dan lingkungan.

"Kita harus ke arah ke sana, untuk balancing. Kita harus menyeimbangkan ekonomi hijau dan tidak mencederai lingkungan kita. Jadi, pembangunan tak hanya dilakukan dari sisi ekonomi, tapi bagaimana kita memitigasi dan perubahan-perubahan," tuturnya.

Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri, Eko Prasetyanto menyampaikan fakta penurunan tingkat daya saing Indonesia dari peringkat ke-37 pada 2021 menjadi ke-44 tahun ini. Untuk itu, Eko menilai perlu dilakukan inovasi dan kolaborasi dari sejumlah pihak untuk dapat mendongkrak peringkat tersebut.

"Kami mendorong inovasi yang terus tumbuh. Maka mari bersama berkolaborasi, bahkan menerapkan 'ATM', yaitu amati, tiru dan modifikasi kota-kota yang bersih dan berhasil membangun lingkungannya," katanya.

Hal senada juga dipaparkan peneliti Indeks Daya Saing Daerah Berlanjutan Eduardo Edwin Ramda. Menurutnya, maksud pembangunan secara berkelanjutan adalah langkah pemerintah memberi nilai tambah bagi generasi mendatang, baik untuk ekonomi maupun lingkungan. Dia menambahkan tren ke depan adalah bisnis berwawasan lingkungan, misalnya dengan meninggalkan kegiatan ekonomi yang meninggalkan residu pada lingkungan, seperti pertambangan.

Inovasi Pelayanan

Pada kesempatan sama, Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, memastikan pemerintah daerah di Indonesia akan terus melakukan inovasi dalam melayani masyarakat.

"Supaya berkelanjutan, perlu dilakukan reinventing innovation, pembaruan terhadap inovasi-inovasi. Semakin kreatif suatu negara maka semakin sejahtera negara tersebut," ujar Arifin.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top