Minggu, 08 Des 2024, 16:56 WIB

Data Penurunan Muka Tanah di Pantai Utara Jawa Segera Diperbaharui BIG

Para ahli geodesi dunia menyimak petugas yang memperkenalkan stasiun Ina-CORS (Indonesian Continuously Operating Reference Station) yang didirikan oleh tim Badan Informasi Geospasial untuk mengukur penurunan muka tanah di kawasan Taman Mangrove Angke.

Foto: ANTARA/M Riezko Bima Elko Prasetyo

JAKARTA - Badan Informasi Geospasial (BIG) segera memperbaharui data terkait penurunan muka tanah untuk menjadi salah satu acuan mitigasi kerawanan bencana di sepanjang pantai utara Jawa, yang tahun ini dimulai dari kawasan Provinsi DKI Jakarta.

Deputi Bidang Informasi Geospasial Dasar (IGD) BIG Mohamad Arief Syafi’i di Jakarta, Minggu, mengatakan bahwa untuk memperkuat upaya pengukuran penurunan muka tanah tersebut BIG sudah mendirikan sejumlah stasiun Ina-CORS (Continuously Operating Reference Station) tambahan. Satu stasiun Ina-CORS yang baru itu didirikan oleh tim BIG di kawasan Taman Mangrove Angke Kapuk, Pantai Indah Kapuk 2 (PIK), Jakarta Utara dan mulai dioperasikan Desember ini.

“Juga ada beberapa kawasan lain di seluruh daerah yang sebelumnya sudah kami pasang stasiun CORS yang digunakan untuk memantau laju penurunan tanahnya,” kata dia.

Berdasarkan kajian tim ahli geodesi mendapati kawasan pesisir Jakarta Utara tersebut menjadi satu kawasan pantai utara Jawa yang mengalami penurunan muka tanah diperkirakan sudah mencapai empat meter selama lima dekade dari tahun 1975.

Dia menjelaskan bahwa dari penelitian sebelumnya didapati laju penurunan tanah di pantai utara Jawa cukup tinggi yaitu 10-15 centimeter per tahun atau 1,5 meter dalam 10 tahun.

"Bukan hanya itu, tim BIG juga mendapati adanya kenaikan muka air laut 3-4 milimeter per tahun yang meskipun kecil tetapi laju kenaikan itu berlangsung pelahan tetapi pasti di kawasan pantai utara Jawa. Termasuk di sana (mangrove Angke Kapuk) saat siang terjadi air pasang, ketinggiannya sudah sampai sebetis orang dewasa,” ujarnya.

Arief memastikan sebagai wali data geospasial Indonesia maka pengukuran tinggi muka tanah BIG tersebut memiliki tingkat akurasi tinggi karena sudah menggunakan peralatan seperti Ina-CORS dan diperkuat InSAR atau Interometric Synthetic Aperture Radar. Kombinasi peralatan berteknologi mumpuni tersebut dapat menyediakan data koreksi diferensial dari beberapa meter hingga milimeter.

“Maka hasilnya akan kami detailkan dengan peta skala yang lebih besar, 1: 5.000 sehingga akan terdeteksi semua itu. Ini sedang dilaksanakan oleh BIG dan Insya Allah segera kami publish hasilnya,” kata dia.

Dia berharap hasil penelitian yang dilakukan tim ahli BIG ini bisa menjadi rujukan baru bagi arah pembangunan yang dilakukan pemerintah, dan juga masyarakat dalam mengatasi potensi bahaya penurunan tanah, banjir rob, abrasi, dan sebagainya akibat perubahan iklim global yang lebih cepat. Ant

Redaktur: -

Penulis: Opik

Tag Terkait:

Bagikan: