Dampak Perubahan Iklim Kian Nyata
Sebut saja, Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2022 tentang Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik yang baru disahkan pada September lalu. Kemudian, ada pula Rancangan Undang-Undang (RUU) Energi Baru dan Energi Terbarukan (EBET) yang masih dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat.
Pada kesempatan lain, Pengamat Energi Terbarukan, Surya Darma, meminta pemerintah memanfaatkan momentum G20 menagih komitmen kolaborasi global untuk mendukung pendanaan transisi energi. "Sangat wajar jika dalam pertemuan G20 ini kita mendorong negara-negara anggota untuk memberikan leadership-nya dalam memprioritaskan pembangunan energi terbarukan," ucapnya ketika dihubungi di Jakarta, Senin (14/11).
Selama ini, lanjutnya, negara G20 berkontribusi besar atas emisi karbon secara global. Karena itu, sebagai tanggung jawab global, wajar juga jika G20 mengambil inisiatif memimpin dalam upaya penurunan emisi karbon secara global dengan langkah aksi nyata melalui berbagai prioritas.
Dampak Nyata
Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Fadli Zon, mengungkapkan krisis yang sedang dihadapi dunia sebagai dampak dari perubahan iklim, kian mengkhawatirkan. Dibutuhkan aksi lebih nyata ketimbang sekadar komitmen guna melindungi dunia dari dampak terburuk, salah satunya dengan penguatan multilateralisme.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya