Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Diversifikasi Pertanian | Bapanas Dorong Pola Pangan B2SA Berbasis Pangan Lokal

Daerah Perlu Optimalkan Pangan Lokal

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemerintah pusat mendorong setiap daerah memanfaatkan sumber daya pangan lokal sebagai bagian dari upaya menciptakan kemandirian bangsa. Hari Pangan Sedunia (HPS) yang diperingati setiap tahun pada Oktober menjadi momentum untuk meneguhkan kembali komitmen bersama mengenai pentingnya kedaulatan pangan.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, mengatakan keragaman produksi pangan di setiap daerah menjadi kekuatan yang harus dioptimalkan untuk membangun sumber daya manusia (SDM) yang sehat, aktif, dan produktif di tengah tantangan ketahanan pangan, seperti El Nino.

"Keberpihakan pada sumber daya pangan lokal yang beragam di Tanah Air harus diwujudkan melalui pemanfaatan pangan tersebut untuk mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia yang sehat, aktif, dan produktif. Karena itu, daerah harus proaktif dalam menggali potensi dan sumber daya lokalnya," ujar Arief di Jakarta, pekan lalu.

Deputi Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Bapanas, Andriko Noto Susanto, saat menghadiri peringatan HPS 2023, Rabu (18/10) di Taman Pemuda, Cibinong, Bogor, menyatakan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis pangan lokal adalah tugas utama pemerintah, baik di tingkat pusat maupun di daerah.

"Diversifikasi pangan lokal merupakan kunci penting dalam menghadapi tantangan kedaulatan pangan di Indonesia," ungkap Andriko.

Bupati Bogor, Iwan Setiawan, mendorong seluruh stakeholder untuk mengembangkan dan mempromosikan potensi aneka pangan lokal dari seluruh daerah masing-masing, sebagai sumber pangan mandiri untuk mewujudkan pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman.

Dampak Ekonomi

Direktur Penganekaragaman Konsumsi Pangan Bapanas, Rinna Syawal, menekankan sosialisasi pola pangan B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman) berbasis pangan lokal akan memberikan dampak positif tidak hanya pada kesehatan masyarakat, tetapi juga pada perekonomian.

"Hal ini diharapkan bisa menjadi sebuah pendorong untuk semua stakeholders agar menerapkan pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman dalam kehidupan sehari-hari agar menciptakan generasi yang sehat, aktif, dan produktif," ungkap Rinna.

Adapun sosialisasi, edukasi, dan promosi pola konsumsi pangan B2SA terus digencarkan NFA dengan menargetkan berbagai segmen atau lapisan masyarakat. Melalui program B2SA Goes To School, NFA terus berupaya menanamkan kesadaran pangan B2SA kepada generasi muda khususnya pelajar. Hingga saat ini program B2SA Goes to School telah menyasar 136 sekolah di 34 provinsi.

Tak hanya itu, juga terdapat program pengembangan desa B2SA, di mana terdapat tiga komponen utama di dalamnya, yaitu rumah pangan B2SA, teras B2SA, dan juga Gerai B2SA dalam setiap desa B2SA. Program ini dilaksanakan di 70 lokasi di 33 provinsi dan realisasinya mencapai 80 persen dari seluruh provinsi sampai saat ini.

Pada aspek kebijakan, Bapanas juga tengah menggodok revisi Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal. Bapanas berpandangan, penguatan regulasi dalam upaya penganakeragaman konsumsi pangan harus dilakukan seiring dengan perubahan dan dinamika kelembagaan pangan serta mempertimbangkan faktor lingkungan strategis.

Adapun Perpres ini bertujuan untuk mendorong diversifikasi dan inovasi dalam konsumsi pangan di Indonesia.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top