Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Cuaca Panas Ekstrem di Mekkah, Menag Yaqut Pakai Rompi Penurun Suhu Inovasi Kemenkes

Foto : ANTARA/Desi Purnamawati

Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas (kanan) mengenakan rompi penurun suhu didampingi Kepala Pusat Kesehatan Haji Budi Sylvana (kiri) saat meninjau Posko utama kesehatan di Mina, Rabu (6/7).

A   A   A   Pengaturan Font

MEKKAH - Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas mengaku tidak merasa kepanasan meski mengenakan rompi yang cukup tebal karena rompi tersebut merupakan rompi penurun suhu untuk pasien heat strokeinovasi dari Kemenkes.

"Ini kayak pakai AC dalam baju, kita tidak merasa kayak di tengah gurun. Saya akan coba ini untuk semua petugas.Overall ok banget ini," kata Menag di sela-sela meninjau tenda di Mina, Rabu (6/7).

Menurut Menag yang akrab disapa Gus Men, rompi berwarna hitam dengan hoodie (topi kupluk) itu sangat membantu dalam situasi cuaca di Arab Saudi yang sangat panas.

"Ini akan sangat membantu. Tahun depan akan dipikirkan serius untuk semua semua petugas haji," kata Gus Men.

Terlebih lagi cuaca di Mekkah rata-rata mencapai 44-45 derajat Celsius dan diperkirakan cuaca panas tersebut akan berlangsung sampai beberapa tahun ke depan.

Pada musim haji 2022, Kementerian Kesehatan memanfaatkan teknologi carbon coolyang didesain menjadi rompi penurun suhu untuk penanganan kasusheat strokepada jamaah haji di Arafah, Muzdhallifah dan Mina (Armuzna).

Rompi ini juga akan digunakan oleh petugas kesehatan yang bertugas di wilayah Armuzna sebagai tindakan pencegahan.

Sebanyak 10 jaket sudah disiapkan untuk petugas, sementara 20 jaket disiapkan untuk pertolongan pertama pada jamaahheat stroke.

Tim dokter Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mekkah, sekaligus tim peneliti Dr dr Rr Suzy Indharty MHA MKes SpBS(K)-Spesialis bedah saraf konsultan tumor otak dosen Fakultas Kedokteran USU Medan kolaborasi dengan dosen Fakultas Tehnik UNS Solo, mengatakan bahwa pengukuran suhu dan tanda vital jamaah menjadi parameter dalam penggunaan rompi tersebut.

"Suhu diukur secara berkelanjutan, dan akan dihentikan setelah suhu pasien turun mencapai 38 derajat, untuk kemudian diberikan terapi standar lainnya," kata Suzy.
Teckno cooldigunakan karena memiliki daya tahan dingin yang lama hingga 8-12 jam, jauh lebih lama dibandingkan dengan penggunaan es atauice gel, tidak cepat mencair dan tidak basah.

Pasien akan dipakaikan rompi lengkap dengandeckeruntuk meredam saraf-saraf sensorik yang banyak di bagian tubuh terbuka yang tersengat matahari yaitu bagian lengan, paha, dan betis. Dalam keadaan darurat,techno coolbisa langsung ditempelkan di tubuh pasien.

Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top