Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Rabu, 08 Apr 2020, 06:30 WIB

Covid-19 Tak Mudah Menyebar di Negara yang Beriklim Tropis

Foto: KORAN JAKARTA/WAHYU AP

Untuk mengetahui lebih jauh tentang hasil penelitian yang dilakukan 11 doktor di bidang meteorologi, klimatologi, dan matematika, serta didukung oleh guru besar dan doktor di bidang mikrobiologi dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM, berikut perbincangan Koran Jakarta dengan Kepala BMKG Dwikorita di Jakarta, kemarin.

Bisa dijelaskan tujuan dari penelitian ini?

Iya, jadi kami dari BMKG bersama Fakultas Kedokteran UGM telah melakukan analisis statistik dan hasil pemodelan matematis. Di beberapa penelilitian di atas mengindikasikan bahwa cuaca dan iklim merupakan faktor pendukung untuk kasus wabah ini berkembang pada outbreak yang pertama di negara atau wilayah dengan lintang tinggi, tapi bukan faktor penentu jumlah kasus.

Lalu hasilnya?

Hasil penelitian menyebut penanganan wabah korona di Indonesia diuntungkan oleh iklim tropis. Lewat kajian ahli dari berbagai negara, Covid-19 tak bisa menyebar dengan mudah di Indonesia yang memiliki rata-rata suhu 27-30 derajat Celsius dan kelembapan udara 70-95 persen. Ini artinya, semakin tinggi temperatur maka kemungkinan adanya kasus Covid-19 harian akan semakin rendah.

Lalu, virus itu akan lebih banyak berkembang di suhu dingin?

Jadi, berdasarkan riset peneliti epidemiologi Nanzhang Chen et.al, dan Sajadi et.al, menyebut kondisi udara ideal untuk virus korona adalah temperatur sekitar 8-10 derajat Celsius dan kelembapan 60-90 persen. Sehingga, negara dengan iklim sedang dengan suhu yang cenderung lebih dingin terbukti rentan mengalami penyebaran masif. Sehingga dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan sementara bahwa negara-negara dengan lintang tinggi cenderung mempunyai kerentanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara tropis.

Jika kita diuntungkan oleh iklim tropis, namun kenapa kasus positif makin meningkat?

Iya benar, meski memiliki iklim yang tak mendukung penyebaran virus korona, Indonesia tetap mengalami laju pertumbuhan kasus positif selama bulan Maret. Hal tersebut diduga akibat faktor mobilitas manusia dan interaksi sosial yang lebih kuat berpengaruh daripada faktor cuaca dalam penyebaran wabah Covid-19 di Indonesia.

Lalu, rekomendasi dari penelitian ini?

Jadi, secara umum hasil kajian Tim BMKG dan UGM ini juga sangat merekomendasikan kepada masyarakat untuk terus menjaga kesehatan dan meningkatkan imunitas tubuh, dengan memanfaatkan kondisi cuaca untuk beraktivitas atau berolahraga pada jam yang tepat, terutama di bulan April hingga puncak musim kemarau di bulan Agustus nanti, yang diprediksi akan mencapai suhu rata-rata berkisar antara 28 derajat Celsius hingga 32 derajat Celsius dan kelembapan udara berkisar antara 60 persen-80 persen.

Selain itu?

Tentunya yang terpenting dengan lebih ketat menerapkan physical distancing dan pembatasan mobilitas orang ataupun dengan tinggal di rumah, disertai intervensi kesehatan masyarakat, sebagai upaya untuk memitigasi atau mengurangi penyebaran wabah Covid-19 secara lebih efektif. Karena cuaca yang sebenarnya menguntungkan ini, tidak akan berarti optimal tanpa penerapan seluruh upaya tersebut dengan lebih maksimal dan efektif.

Lalu, yang harus diwaspadai?

Selain itu rekomendasi, kami juga berpesan agar masyarakat perlu diwaspadai pula bahwa memasuki bulan April hingga Mei ini, sebagian besar wilayah Indonesia memasuki pergantian musim, yang sering ditandai dengan merebaknya wabah demam berdarah.muhammad zaki alatas/P-4

Redaktur: Khairil Huda

Penulis: Mohammad Zaki Alatas

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.