Jum'at, 17 Jan 2025, 00:00 WIB

Ciptakan Multiplier Effect, Pemerintah Harus Libatkan UMKM dalam Program MBG

Program MBG Harus Konsisten Libatkan UMKM

Foto: antara

JAKARTA – Pemerintah diharapkan konsisten menggunakan bahan baku lokal dan melibatkan industri kecil menengah (IKM) maupuan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk program makan bergizi gratis (MBG). Langkah tersebut diharapkan dapat memberikan efek berganda atau multiplier effect.

Direktur Eksekutir Celios Bhima Yudisthira mengatakan pelibatan IKM/ UMKM untuk program MBG akan mempengaruhi pertumbuhan UMKM. Sebab, sebagian besar pelaku UMKM/IKM akan mengambil bahan baku dari pasar tradisional atau bahkan dari petani langsung.

"Pemerintah harus konsisten agar benar-benar mendorong pertumbuhan industri secara jangka panjang," tegas Bhima kepada Koran Jakarta, Kamis (16/1).

Bhima juga mendorong pemerintah secara konsisten menggunakan bahan baku lokal untuk program MBG. “Ini kan baru tahap awal, kami berharap terus produk lokal. Sesuai harapan masyarakat dimana sebanyak 59 persen menilai sebaiknya bahan baku MBG tidak berasal dari impor,” jelasnya.

Selain berdampak ke petani dan peternak lokal, lanjutnya, upaya memprioritaskan bahan baku lokal diharapkan juga berimbas positif terhadap stabilitas nilai tukar rupiah, menciptakan lapangan kerja di perdesaan serta mendorong industri turunan pertanian seperti alat mesin dan pertanian (alsintan) serta perkembangan pupuk lebih pesat lagi.

Sementara itu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) optimistis program MBG berkontribusi mendorong pertumbuhan industri, terutama sektor IKM. Pasalnya, program tersebut menyentuh berbagai sektor industri.

“Program Makan Bergizi Gratis berpotensi melibatkan berbagai subsektor industri, mulai dari industri makanan, industri minuman, berbagai kelompok industri kecil dan menengah, juga sektor logistik yang mengantarkan MBG sampai ke sekolah-sekolah," ungkap Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza saat meninjau pelaksanaan MBG di sejumlah satuan pendidikan di Jakarta, Kamis (16/1).

Bahkan, kata Wamenperin, kalau ada sisa makanan, diharapkan bisa diproses oleh industri pengolah limbah. Dirinya berharap program MBG bisa melibatkan lebih banyak lagi pelaku sektor industri manufaktur yang siap untuk berkontribusi dengan produk-produknya yang berkualitas. Dia menambahkan MBG sejalan dengan Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) dengan memanfaatkan sumber daya dan komoditas dari dalam negeri.

Respons Positif

Menurut Wamenperin, secara umum pelaksanaan MBG berjalan dengan baik. Para peserta didik, guru, dan kepala sekolah juga berharap program perbaikan gizi ini terus berlanjut. Makanan ini menjadi tambahan gizi yang jauh lebih baik dari sebelumnya. "Jika ada anak-anak yang orang tuanya sudah menyiapkan makanan dan memikirkan gizinya di rumah, di sini di sekolah ditambah lagi untuk semakin bergizi," ungkapnya.

Guru PAUD Baiturrahim, Gita Nanda mengapresiasi program MBG yang memperoleh respons positif dari peserta didik dan orang tua siswa. Sekarang anak-anak kalau ke sekolah orang tua tidak perlu lagi menyiapkan sarapan, karena sudah disiapkan di sekolah. “Mereka suka dengan menu-menunya yang variatif dan berganti-ganti setiap hari,” ujar Gita.

Hal senada juga disampaikan Kepala SD Negeri 06 Pulogebang, Paranggi Rismono. Sejak Program MBG dimulai pada 6 Januari 2025, Paranggi mendapati banyak orang tua senang karena kini mereka bisa menghemat pengeluaran.

Redaktur: Muchamad Ismail

Penulis: Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini

Tag Terkait:

Bagikan: