Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sengketa Teknologi

CEO Huawei: Tiongkok Jangan Boikot Apple

Foto : AFP/Fabrice COFFRINI
A   A   A   Pengaturan Font

HONG KONG - Ren Zhengfei, CEO sekaligus pendiri perusahaan teknologi telekomunikasi raksasa asal Tiongkok, Huawei, membela pesaing asal Amerika Serikat (AS), Apple, terkait sengketa antara Huawei dengan AS.

Saat ditanya dalam sesi wawancara dengan Bloomberg tentang rumor Tiongkok akan memboikot perusahaan Apple, Ren mengatakan ia akan menentang tindakan pembalasan dari Beijing bahkan ketika ketegangan dengan AS semakin meningkat.

"Itu tidak akan pernah terjadi dan jika itu terjadi, saya akan menjadi yang pertama memprotesnya," kata Ren kepada Bloomberg, Senin (27/5)

"Apple adalah perusahaan terkemuka di dunia. Jika tidak ada Apple, tidak akan ada internet seluler," ucap Ren. "Apple adalah guruku, mereka bergerak maju di depan kita, sebagai siswa mengapa aku harus menentang guruku?" imbuh dia.

Komentar itu dilontarkan ketika perusahaan Ren mengalami krisis seperti saat ini. Kementerian Perdagangan AS, telah memasukkan Huawei pada daftar hitam perdagangan pada awal bulan ini, dengan secara efektif melarangnya melakukan bisnis dengan perusahaan-perusahaan di AS.

Larangan itu memaksa pemasok teknologi telekomunikasi AS seperti Google dan ARM Holdings memutuskan hubungan dengan perusahaan dari Tiongkok itu. Bahkan operator seluler terkemuka di Inggris dan Jepang, juga menunda peluncuran telepon pintar buatan Huawei.

Bisa Menguntungkan

Pelarangan oleh pemerintah AS itu mengancam posisi Huawei sebagai pembuat peralatan telekomunikasi terbesar di dunia dan merek ponsel pintar nomor 2.

"Larangan Washington DC terhadap perusahaan Tiongkok, bisa membangkitkan industri telepon pintar dengan menghentikan momentum positif Huawei," tulis para analis di Fitch Ratings dalam sebuah catatan pada Minggu (26/5). "Larangan itu juga bisa menguntungkan pemimpin industri Samsung karena konsumen di seluruh dunia mencari alternatif untuk telepon pintar Huawei," tambah mereka.

Huawei dan Apple memiliki pangsa pasar yang sangat berbeda di Tiongkok. Huawei mengeluarkan hampir 30 juta ponsel di Tiongkok pada kuartal yang berakhir Maret, naik 41 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, menurut perusahaan riset Canalys. Sementara itu, Apple mengalami penurunan penjualan iPhone di Tiongkok sebanyak 30 persen pada periode yang sama.

Walau begitu, Tiongkok tetap menjadi pasar utama bagi Apple. Wilayah pemasarannya di Tiongkok, meliputi Taiwan dan Hong Kong, telah menyumbang hampir 18 persen dari penjualan bersih produk Apple pada kuartal yang berakhir Maret.

Dalam paparan pendapatan bulan lalu, CEO Apple, Tim Cook, mengatakan penjualan iPhone di Tiongkok harus didorong oleh dialog perdagangan yang ditingkatkan antara Beijing dan Washington DC, serta respons pelanggan yang sangat positif terhadap tindakan penentuan harga yang telah Apple lakukan di pasar itu.

Namun sejak saat itu, pembicaraan perdagangan antara Washington DC dan Beijing terhambat, dan kedua belah pihak meningkatkan ketegangan dengan saling menerapkan hukuman tarif pada produk-produk AS dan Tiongkok yang bernilai miliaran dolar.

Menurut para analis dari Fitch Ratings, perselisihan perdagangan yang baru dapat merugikan Apple. "Apple bisa menjadi korban lain dari perang dagang AS-Tiongkok dan kerugian pangsa pasarnya bisa meningkat di pasar Tiongkok," pungkas mereka. ang/CNN/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top