Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Cegah Tanaman Puso, Pemkab Batang Uji Coba Sistem Irigasi Bergilir

Foto : ANTARA/Kutnadi

Petani sedang menanam padi saat memasuki musim kemarau.

A   A   A   Pengaturan Font

Pemkab Batang uji coba sistem irigasi bergilir cegah tanaman puso

BATANG - Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, melakukan uji coba sistem irigasi bergilir untuk mencegah tanaman puso pada saat memasuki musim kemarau ini.

Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Batang Susilo Heru Yuwono di Batang, Kamis, mengatakan bahwa sebagian petani masih memiliki anggapan perlunya mengairi lahan tanaman dengan air yang melimpah padahal hal itu tidak perlu terjadi, apalagi pada saat memasuki musim kemarau.

"Oleh karena itu, kami akan mengantisipasi terjadinya kekeringan pada sistem irigasi di sejumlah titik yaitu dengan pengairan secara bergilir," katanya.

Menurut dia, pihaknya melakukan strategi dan bersinergi dengan perusahaan daerah air bersih (PDAB) Jawa Tengah yang sedang diujicobakan di lahan seluas 5 hektare di Desa Gringgingsari, Kecamatan Wonotunggal untuk membantu proses tanam yang sedang berlangsung.

Rencananya pola serupa, kata dia, juga akan diterapkan di daerah rawan kekeringan agar memudahkan pengairan di lahan tanaman yang sedang membutuhkan air selama musim tanam.

"Kami meyakini selama tanah masih basah maka kualitas padi bisa mencapai 60 persen," katanya.

Susilo Heru Yuwono mengatakan selama Januari 2023 hingga Juli 2023, secara komulatif luas lahan yang membutuhkan pengairan sekitar 21 ribu hektare namun pada Agustus 2023 hanya tersisa 2.300 hektare.

Ketua Gabungan Kelompok Tani Karanggeneng, Kabupaten Batang Kunasir mengatakan saat ini ada dua sungai yang masih bisa mengairi 40 hektare lahan pertanian.

Namun, kata dia, kondisi aliran sungai rawan terjadi kekeringan pada saat memasuki musim kemarau.

"Biasanya aliran air sungai lancar tetapi sekarang berkurang. Musim kemarau yang mulai melanda di daerah ini membuat petani khawatir sumber irigasi lahan pertanian mengering," katanya.

Saat ini, para petani masih mengandalkan sistem pengairan manual yaitu dengan cara menyedot air di sungai yang masih sedikit mengalir dengan menggunakan alat mesin penyedot.

"Selain rawan kekeringan, permasalahan lain yang rawan dialami oleh petani yaitu hama wereng dan tikus," katanya.


Redaktur : -
Penulis : Antara, Alfred

Komentar

Komentar
()

Top