Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus

Cegah Inefisiensi, IPCC Terminal Kendaraan Lancarkan Supply Chain Ekspor Otomotif

Foto : Istimewa.

Direktur Komersial & Pengembangan Bisnis IPCC Terminal Kendaraan, Agus Hendrianto (kedua dari kanan) dalam peluncuran layanan terbarunya bernama Customer Care Station (CSS) di Jakarta, Kamis (24/11).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA-Demi mendukung kelancaran ekspor kendaraan, PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC Terminal Kendaraan), meresmikan layanan terbarunya bernama Customer Care Station (CSS) di Jakarta, Kamis (24/11).

Direktur Komersial & Pengembangan Bisnis IPCC Terminal Kendaraan, Agus Hendrianto menyampaikan, CSS merupakan bentuk pengembangan dari IPCC Terminal Kendaraan terkait pelayanan yang memberikan benefit ke customer dan juga perusahaan dalam mendukung sektor otomotif secara keseluruhan.

"Kami ingin membantu kelancaran supply chain industri otomotif, terutama untuk kendaraan yang berorientasi ekspor. Dengan layanan baru ini, nantinya proses ekspor maupun distribusi kendaraan dari IPCC Terminal Kendaraan berjalan sesuai yang diharapkan produsen mobil atau car maker," ungkapnya di Jakarta, Kamis (24/11).

Apalagi lanjutnya saat ini produksi dan ekspor otomotif menggeliat setelah dua tahun pandemi. Terlebih saat ini banyak produk baru yang telah diluncurkan oleh agen pemegang merek (APM), sehingga volume permintaan ekspor maupun domestik turut meningkat. Dengan demikian dibutuhkan koordinasi yang terintegrasi dan cepat dalam merespon permasalan yang terjadi di pelabuhan laut.

"Motivasi kami, sekarang industri otomotif bergairah lagi, ekspor juga makin banyak dan produksi dan distribusi makin meningkat. Dari sisi terminal, volume akan menjadi tantangan kami. jangan sampai terjadi miss. Ini biasa, karena biasanya kerja makin tinggi, pressure makin tinggi, koordinasi kadang berantakan, di mana-mana organisiasi seperti itu. Langkah antisipasi kita adalah menghadirkan CSS," terang Agus menambahkan

Jadi lanjutnya, akan ada koordinasi yang baik jika ditemukan masalah di lapangan. "Ini bentuk pertanggungjawaban kami terhadap customer dan negara sebagai BUMN," tambahnya.

Dengan pendirian pos CCS di kantor pusat layanan terminal, akan memberikan tiga kemudahan. Pertama, bagi pelanggan baru bisa menjadi tempat untuk mendaftar dan mengurus administrasi layanan secara langsung.

Kedua, bisa menjadi wadah untuk menerima keluhan-keluhan dan permasalahan yang akan segera ditindaklanjuti secara cepat dan tepat. Ketiga, bisa menjadi tempat untuk meng-update data para pelanggang berikut dengan kelengkapan administrasinya. Selama ini sudah ada layanan pelanggan melalui jalur online seperti melalui email, telepon, dan whatsapp.

"Kini, dengan kantor layanan terpadu yang buka setiap hari sesuai jam kantor, maka diharapkan layanan akan lebih baik lagi. Sehingga komunikasi antara perusahaan dan para pelanggan bisa semakin lancar, tambah Agus Hendrianto.

Penyelesaian Masalah

Sementara itu, Adhik Yoedi Poetranto, Logistics Chief Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) berpendapat, keberadaan CSS di pelabuhan dinilai dapat mempercepat penyelesaian persoalan yang dapat menghambat pengiriman unit kendaraan ke luar negeri, sehingga akan mendorong peningkatan volume ekspor mobil dari Indonesia.

"Kalau kami dari car maker, ini sebagai upaya positif dari operator pelabuhan, terutama yang mensupport kami dalam melakukan ekspor unit vehicle ke luar negeri. Karena saat ini harus dapat merespon keinginan customer kami luar negeri dengan cepat," katanya.

Adhik menambahkan, saat ini operator pelabuhan dituntut menyelesaikan permasalahan administrasi secara cepat. Dengan demikian persoalan yang mengganjal dapat diselesaikan dan diperbaiki secara terintegrasi.

"Di era terintegarsi seperti sekarang ini, respon terhadap permasalahan yang ada, value chain, di pelabuhan harus quick response yang bagus, jadi kedepannya semua dapat diperbaiki," imbuhnya.

Dengan layanan yang tanggap dan menyatu, menurut Adhik akan memberikan dampak positif bagi kemampuan ekspor Indonesia dan bisa menghindari ketidakpuasan konsumen di negara tujuan ekspor.

"Kami melihat IPCC sudah berupaya dengan baik melalui fasilitas baru ini yang dapat memberikan quick response. Ini ujung-ujungnya akan membuat kemampuan eskpor dan kompetitif produk kita sesuai keinginan luar negeri," tukasnya.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top