Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Catat! Tak Semua Produk Ramah Lingkungan Benar-benar Lindungi Lingkungan, Prancis Akan Beri Label di Produk Fesyen

Foto : DW/Reuters

Peragaan busana di Paris, Prancis.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Isu perlindungan lingkungan dan perlindungan iklim makin penting untuk dunia mode dan garmen. Makin banyak konsumen di Eropa mengincar produk ramah lingkungan. DW melaporkan, Jumat (22/7).

Pemerintah Prancis merencanakan label perlindungan iklim pada produk fesyen. Setiap pakaian yang dijual di Prancis, mulai tahun depan harus menyematkan label yang merinci dampak iklimnya. Aturan serupa diharapkan bisa diberlakukan di seluruh Uni Eropa pada 2026.

Datayang akan menentukan peringkat perlindungan iklimnya antara lain, bagaimana bahan mentahnya, misalnya pohon kapasnyadibudidayakan, bahan-bahan apa yang digunakan untuk mewarnainya, dan seberapa jauh perjalanan yang ditempuh produk dari pabrik sampai di tempat penjualan.

Badan Transisi Ekologis Prancis Ademe saat ini sedang menguji 11 proposal tentang cara mengumpulkan dan membandingkan data dan seperti apa label yang dihasilkan bagi konsumen. "Pesan undang-undangnya jelas, itu akan menjadi hal wajib, sehingga rumah mode perlu mempersiapkan diri dan membuat data-data produk mereka bisa dilacak, untuk mengatur pengumpulan data secara otomatis," kata Erwan Autret, salah satu koordinator di Ademe kepada kantor berita AFP.

Transparan dan Terinformasi

Dunia mode dan garmen sedang didesak untuk melakukan perubahan. Hingga saat ini data-data dan statistik sangat sulit untuk diverifikasi, padahal PBB menyatakan industri ini bertanggung jawab atas 10 persen emisi karbon global, serta sebagian besar konsumsi air dan produksi limbah.

Label yang direncanakan, dapat menjadi bagian penting dari solusi, kata Victoire Satto dari The Good Goods, sebuah agensi yang berfokus pada mode berkelanjutan. "Ini akan memaksa merek-merek terkenal untuk lebih transparan dan terinformasi... untuk mengumpulkan data dan menciptakan hubungan jangka panjang dengan pemasok mereka, semua hal yang tidak biasanya mereka lakukan."

Tetapi karena kecenderungan konsumen mencariproduk ramah lingkungan meningkat, industri tekstil sekarang juga sedang berlomba mencari solusi teknis. Konferensi tekstil Premiere Vision di Paris misalnya sekarang menyoroti berbagai proses baru, termasuk penyamakan kulit yang tidak beracun dan pewarna yang diambil dari buah-buahan dan limbah.

"Tetapi kunci keberlanjutan adalah menggunakan kain yang tepat untuk pakaian yang tepat", kata Ariane Bigot, wakil kepala mode Premiere Vision. Itu berarti kain sintetis dan berbahan dasar minyak masih akan mendapat tempat, katanya. "Bahan sintetis yang kuat dengan masa pakai yang sangat lama mungkin tepat untuk beberapa kegunaan, seperti pakaian luar yang hanya perlu sedikit dicuci."

Opsi Berkelanjutan

Memuat semua ini dalam satu label sederhana yang bisa disematkan pada pakaian, memang tidak mudah. "Ini sangat rumit, tapi kita harus memulainya," kata Ariane Bigot.

Badan Transisi Ekologi Ademe akan menyusun hasil fase pengujiannya pada musim semi mendatang, sebelum menyerahkan hasilnya kepada anggota parlemen. Banyak pihak menyambut baik penerapan label tersebut, namun para aktivis perlindungan iklim mengatakan, masih perlu tindakan yang lebih tegas dan lebih luas lagi.

"Fokusnya harus pada penetapan aturan yang jelas tentang desain produk untuk melarang produk terburuk dari pasar, melarang penghancuran barang yang dikembalikan dan tidak terjual, dan menetapkan batas produksi," kata Valeria Botta dari Koalisi Lingkungan untuk Standar kepada AFP. "Konsumen tidak harus bersusah-payah untuk menemukan opsi yang berkelanjutan - itu harus menjadi standar," ujarnya.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top