Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Cara Orang Memahami Emoji Terungkap

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Emoji adalah istilah bahasa Jepang untuk karakter gambar (emoticon) yang digunakan dalam pesan elektronik. Gambar sederhana dan mudah dipahami tersebut untuk memudahkan pengguna media sosial dalam mengungkap suatu perasaan.

Simbol emoji juga membuat lawan bicara akan mudah memahami sebuah pesan yang disampaikan melalui dunia maya tanpa harus menulis kata-kata. Selain itu, dengan cara tersebut ungkapan tentang perasaan dan pendapat lebih variatif dan menarik.

Uniknya emoji dengan mudah dipahami orang tanpa banyak diperlukan penjelasan. Yang menjadi pertanyaan bagaimana manusia dengan mudah menafsirkan emoji menjadi sebuah ungkapan perasaan?

Untuk mengetahui bagaimana manusia mengetahui emoji, tim peneliti di Ruhr-Universität Bochum (RUB), melakukan riset kepada sejumlah relawan. Mereka diminta untuk membaca teks dengan emoji dan mengukur waktu membaca dengan tepat.

Hasilnya, ternyata perlu waktu sedikit lebih lama untuk memahami kalimat yang menyertakan emoji daripada yang tidak. Selain itu jika emoji tidak secara langsung mewakili makna yang dimaksudkan, maka penggunaan kata lain dengan pengucapan yang sama, relawan perlu sedikit lebih banyak waktu.

"Berdasarkan hasil ini, tim menyimpulkan bahwa pemahaman emoji terdiri dari dua langkah. Pertama gambar ditafsirkan, kemudian kata disimpulkan," ujar asisten profesor untuk Digital Forensic Linguistics di Institut Studi Jerman di RUB, Profesor Dr Tatjana Scheffler, seperti dikutip dariScience Dailyedisi Kamis (11/11) lalu.

Studi ini dilakukan bersama dengan para peneliti di Universitas Potsdam dan Charité Universitätsmedizin, Berlin, pada peneliti mengeksplorasi sejauh mana pembacaan emoji menjadi lebih mirip dengan membaca kata-kata atau menafsirkan gambar.

Dalam penelitian peneliti melakukan studi daring yang meminta relawan membaca kalimat dan beberapa diantaranya diganti dengan emoji, lalu mengukur waktu membaca untuk setiap kata. Selanjutnya, mereka mengajukan pertanyaan untuk menguji apakah peserta memahami kalimat tersebut.

"Seperti yang kami duga dan seperti yang disarankan oleh penelitian lain, peserta penelitian dengan mudah memahami kalimat dengan emoji daripada kata benda," kata Scheffler. "Pertanyaan berbentuk pemahaman dijawab dengan benar jika mengandung emoji daripada tanpa emoji," lanjut dia.

Fenomena Homofon

Kata-kata normal tidak hanya mengarah pada makna saat sedang diproses, namun juga memiliki properti lain yang diaktifkan selama membaca. Misalnya pengucapannya homofon atau dua kata memiliki pengucapan yang sama tetapi maknanya berbedaknight(ksatria) dannight(malam).

Para peneliti ingin mengetahui apakah emoji juga dapat memicu fenomena homofon ini. "Oleh karena itu, kami meminta peserta tes kami membaca kalimat di mana emoji tidak menunjukkan objek yang dimaksud tetapi homofonnya," jelas Tatjana Scheffler.

Ia mengatakan kalimat-kalimat itu hampir selalu dipahami dengan benar, bahkan ketika homofon digunakan. Berdasarkan informasi tersebut, para partisipan kemudian mendapatkan makna homofonik lainnya.

Waktu membaca rata-rata untuk kata yang ditulis adalah sekitar 450 milidetik (ms), sedangkan waktu membaca emoji yang sesuai kira-kira 800 ms dan untuk emoji yang menggambarkan homofon lebih dari 900 ms.

Dalam proses membaca gambar emoji yang kurang dikenal dan tidak biasa, perlu waktu penafsiran terlebih dulu oleh karenanya tidak semudah membaca kata-kata tertulis. "Hal ini juga didukung oleh fakta bahwa peserta tes yang menilai dirinya sendiri sering menggunakan emoji, lebih cepat membaca emoji yang cocok," jelas Scheffler.

Karena pembaca juga dapat memperoleh pengucapan untuk emoji seperti halnya kata-kata, emoji homofon juga mudah dipahami. Ini memakan waktu lebih lama, karena informasi visual harus ditekan dan arti kata homofonik harus diingat.

"Dalam hal ini, fakta bahwa seseorang terbiasa dengan emoji tidak lagi membantu. Peserta yang menggunakan emoji lebih sering membaca emoji homofon sama lambatnya dengan yang lain," tutup Scheffler.hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top