Cacar Monyet Cepat Menyebar Diduga karena Mutasi Genetik
WHO menyatakan situasi darurat kesehatan masyarakat internasional atas penyebaran Cacar Monyet pada 23 Juli.
Foto: istimewaJENEWA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu (17/8) mengatakan para ahli tengah meneliti untuk mengetahui apakah perubahan genetik pada virus cacar monyet mendorong penyebaran cepat penyakit itu.
Wabah tersebar dengan dua clades (klade) yang berbeda atau varian, dari virus disebut clades Congo Basin (Afrika Tengah) dan Afrika Barat, setelah dua wilayah di mana mereka masing-masing endemik.
Pekan lalu, WHO mengganti nama pengelompokan sebagai klade I dan klade II, untuk menghindari risiko stigmatisasi geografis.
- Baca Juga: Korea Selatan Ungkap Transkrip Rekaman Kotak Hitam Jeju Air
- Baca Juga: PM Kanada Mundur
Itu juga mengumumkan clade II memiliki dua sub-clade, IIa dan IIb, dengan virus di dalam yang terakhir diidentifikasi sebagai penyebab wabah global saat ini.
Pada Rabu, badan kesehatan PBB itu menetapkan clades IIa dan IIb terkait dan memiliki nenek moyang yang sama.
Oleh karena itu, IIb bukan merupakan cabang dari IIa.
Clade IIb berisi virus yang dikumpulkan pada 1970-an, dan mulai 2017 dan seterusnya.
"Melihat melalui genom, memang ada beberapa perbedaan genetik antara virus dari wabah saat ini dan virus Clade IIb yang lebih tua," kata WHO kepada AFP.
"Namun, tidak ada yang diketahui tentang pentingnya perubahan genetik ini, dan penelitian sedang berlangsung untuk menetapkan efek (jika ada) dari mutasi ini pada penularan dan tingkat keparahan penyakit," ujarnya.
"Masih awal dalam studi wabah dan laboratorium untuk mengetahui apakah peningkatan infeksi dapat didorong oleh perubahan genotipe yang diamati pada virus atau karena faktor inang," ungkap WHO.
Lonjakan Infeksi
Belum ada informasi tentang apa arti mutasi dalam hal bagaimana virus berinteraksi dengan respons imun manusia.
Lonjakan infeksi cacar monyet telah dilaporkan sejak awal Mei di luar negara-negara Afrika yang endemik.
WHO menyatakan situasi darurat kesehatan masyarakat internasional pada 23 Juli.
Lebih dari 35.000 kasus di 92 negara, dan 12 kematian, kini telah dilaporkan ke WHO.
Hampir semua kasus baru dilaporkan dari Eropa dan Amerika.
Para ahli telah mempelajari sampel dari sejumlah kasus.
"Keragaman antara virus yang bertanggung jawab atas wabah saat ini minimal, dan tidak ada perbedaan genotip yang jelas antara virus dari negara-negara non-endemik," kata WHO.
SB/ST/N-3
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 KPU: Penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur Terpilih Jakarta pada Kamis
- 2 Hari Kamis KPU tetapkan Gubernur
- 3 Perluas Akses Permodalan, Pemerintah Siapkan Pendanaan Rp20 Triliun untuk UMKM hingga Pekerja Migran
- 4 Panglima TNI Mutasi 101 Perwira Tinggi, Kepala BSSN dan Basarnas Juga Diganti
- 5 Marselino Ditemani Ole Romeny di Oxford United