Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

“Buzzer" Pemecah Belah Jadi Masalah

Foto : istimewa

Anggota majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Saptoni

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pekerjaan buzzer tidak masalah jika berfungsi untuk memperbesar dengungan pesan positif. Seorang buzzer baru bermasalah, bila menggunakan propaganda dengan informasi palsu untuk memecah belah persatuan. Demikian dikatakan anggota majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Saptoni, di Jakarta, Selasa (19/4).

Menurut Saptoni, bila menilik pekerjaan buzzer sebenarnya tidak masalah. Buzzer merupakan jasa untuk melemparkan informasi atau wacana. Jadi sesungguhnya tidak ada masalah menjadi seorang buzzer. Secara umum tidak jauh berbeda dengan strategi marketing sebagai alat pemasaran guna mendongkrak penjualan.

"Buzzer juga berfungsi untuk memperbesar dengungan pesan. Artinya kalau tidak ada buzzer pesan yang terkirim tidak akan menjangkau audiens lebih luas," ujarnya.

Saptoni menambahkan, jika dilihat, makna buzzer secara harfiah berarti lonceng. Namun, saat ini di era digital, istilah buzzer disebut sebagai pasukan siber. Tugas mereka melemparkan informasi dan wacana dengan tujuan menggiring opini publik atau setidaknya membentuk percakapan online.

Maka, kata dia, kalau yang didengungkan para buzzer itu materi-materi yang dilarang seperti hoaks, bohong, memecah belah umat yang tidak ada kemaslahatannya, di situ publik tidak bisa membenarkan seorang buzzer. Ia pun berpesan agar menjadi buzzer kebaikan. Seperti menyuguhkan konten-konten yang merekatkan persatuan, menjauhkan kemaksiatan, dan mendatangkan kemaslahatan.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Agus Supriyatna

Komentar

Komentar
()

Top