Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Ekonomi Sirkular | Pendekatan Sirkular Tambah PDB Sebesar Rp593.638 Triliun

Butuh Pendekatan Masif

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Penerapan ekonomi sirkular memerlukan pendekatan dan sosialisasi yang masif kepada seluruh kelompok masyarakat agar mereka dapat turut berkontribusi. Sebab, tantangan penerapan ekonomi sirkular ke masyarakat sebenarnya lebih kepada persepsi dan pilihan yang berada di tangan masing-masing masyarakat.

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet, memperingatkan pemerintah harus mampu membentuk gambaran yang positif terhadap ekonomi sirkular agar masyarakat semangat menerapkan kebijakan ini. Terlebih lagi, penerapan ekonomi sirkular mengedepankan penggunaan bahan yang tidak baru dan mengisi ulang produk tertentu sehingga bukan sesuatu yang sering dilakukan oleh masyarakat selama ini.

Tak hanya itu, Yusuf mengatakan masyarakat juga perlu tahu konsekuensi atau akibat yang didapat jika program ekonomi sirkular ini tidak dijalankan oleh pemerintah. Selain kerugian, masyarakat pun perlu tahu secara detail manfaat dari penerapan kebijakan ini seperti membayar dengan harga lebih murah apabila membeli produk yang merupakan hasil dari ekosistem ekonomi sirkular.

"Pendekatan-pendekatan inilah yang saya kira bisa digunakan untuk membuka wawasan masyarakat terkait program ini," tegasnya di Jakarta, Senin (18/7).

Sementara untuk produk yang dijual, Yusuf menuturkan sebenarnya terdapat beberapa perusahaan besar yang sudah menerapkan ekonomi sirkular dengan program isi ulang ketika ingin menjual produknya. Di sisi lain, program isi ulang tersebut belum banyak dijumpai secara luas oleh masyarakat Indonesia dan mayoritas hanya ada di kota-kota besar saja.

"Sehingga untuk memastikan program ini bisa berjalan dengan menambah penjualan produk kehidupan sehari-hari yang bisa diisi ulang maka perlu menjadi pertimbangan terutama bagi pelaku usaha swasta," jelas Yusuf.

Sebagai informasi, ekonomi sirkular merupakan model industri baru dengan fokus pada reducing, reusing dan recycling yang mengarah pada pengurangan konsumsi sumber daya primer dan produksi limbah. Penerapan ekonomi sirkular menjadi salah satu upaya pemerintah dalam mencapai target Nationally Determined Contribution (NDC) yaitu penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen dengan kemampuan sendiri dan 41 persen melalui dukungan internasional pada 2030.

Manfaat Besar

Penerapan sistem ekonomi sirkular mendatangkan manfaat besar bagi perekonomian Indonesia, termasuk bagi produk domestik bruto (PDB). Menurut hasil kalkulasi pemerintah, pendekatan sirkular dapat menghasilkan tambahan keseluruhan produk domestik bruto (PDB) sebesar 593.638 triliun rupiah

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan ekonomi sirkular merupakan bagian penting dalam mendukung tujuan berkelanjutan dengan mengeliminasi sampah dan polusi dari sistem ekonomi. Secara global, ekonomi sirkular memberikan alternatif yang dapat membawa manfaat ekonomi sebesar 4,5 triliun dolar AS pada 2030.

Bagi Indonesia, selain terhadap PDB, penerapan ekonomi sirkular juga dapat mengurangi sampah di masing-masing sektor sebesar 18-52 persen dan mengurangi emisi CO2 sebesar 126 juta ton, serta penggunaan air sebesar 6,3 miliar meter kubik.

Selain itu, 4,4 juta pekerjaan net kumulatif juga dapat tercipta, berbarengan dengan penyimpanan rumah tangga tahunan (annual household savings) sebesar hampir 9 persen dari anggaran mereka, yakni sebesar 4,9 juta per tahun, pada 2030.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top