Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kebutuhan Pangan

Bulog Diminta Menjaga Keseimbangan Harga Beras

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap adanya keseimbangan harga beras di tingkat konsumen dan para petani. Dengan demikian tidak ada kerugian di salah satu pihak. Petani pun terlindungi.

"Kalau kita mau harga turun secara drastis ya gampang, supply aja semuanya ke pasar, tapi harga petani jadi rugi. Jadi, keseimbangan harga produksi dan harga pasar harus dijaga oleh Bulog, tidak bisa terlalu murah karena petani akan menjerit," ujar Presiden saat meninjau stok beras di Gudang Bulog, Divre DKI Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (10/1) pagi.

Pengecekan yang dilakukan Presiden ini untuk memastikan pengendalian harga beras di pasar tetap terjaga. Mendampingi Presiden saat melakukan peninjauan, di antaranya Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Perdagangan Enggartiasto, dan Direktur Utama Bulog Budi Waseso.

Presiden menegaskan pemerintah sekarang ini berusaha menjaga harga beras sesuai dengan ketentuan, di mana saat harga mengalami kenaikan maka langsung dilakukan operasi pasar untuk menekan harga.

"Harga beras sekarang mulai turun, nanti apalagi sebentar lagi Februari, Maret, sudah mulai masuk panen raya, ini akan pengaruhi supply dari produksi lagi di lapangan," kata Kepala Negara.

Presiden menjelaskan, pada akhir Desember 2018 hingga saat ini stok beras 2,1 juta ton. Stok beras tersebut terbilang besar. Biasanya pada akhir Desember, stok hanya 700 ribu-800 ribu ton. Stok yang ada harus digunakan untuk menjaga harga bahan pokok, terutama harga beras agar bisa sedikit turun.

"Saya dapat informasi dari Dirut Bulog dan kemarin saya cek ke pasar Cipinang sudah turun sekitar 50 rupiah per kg karena sudah beberapa hari ini Bulog melakukan operasi pasar besar-besaran untuk memberi suplai di pasar dan masyarakat," ucap Presiden.

Presiden menjelaskan dengan banyaknya stok beras di gudang Bulog diharapkan juga dapat menghilangkan spekulan yang biasanya memainkan harga beras di pasar dengan membuat isu stok berkurang.

"Ini memberikan keyakinan kepada pasar, keyakinan kepada masyarakat bahwa setiap saat diperlukan, Bulog siap stoknya," jelas Presiden.

Tidak Impor

Sementara itu, Dirut Bulog, Budi Waseso, mengatakan pihaknya tidak akan impor beras hingga Juli 2019. Bulog siap menjamin ketersediaan stok beras tercukupi hingga Juli 2019.

"Sampai Juli tahun ini kita tidak impor. Kita sudah punya petakan daerah mana saja yang akan panen di seluruh Indonesia," kata Budi Waseso.

Agar hal itu bisa terealisasi, Bulog pun akan melakukan penyerapan tinggi yakni dengan menargetkan adanya serapan hingga 1,8 juta ton beras hingga Juli 2019. Caranya, kata Budi, dengan melakukan koordinasi dengan Kementerian Pertanian dan Badan Pusat Statistik. "Sehingga kita yakini 1,8 juta ton itu akan tercapai," ucap Budi. fdl/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Muhamad Umar Fadloli

Komentar

Komentar
()

Top