Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pangan Nasional - Buwas Tidak Ingin Petani Resah dan Rugi

Bulog Akan Terus Serap Semua Beras Dalam Negeri

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso (Buwas), menyatakan pihaknya akan terus menyerap dan memacu pengadaan beras dari dalam negeri walaupun per 8 Juni kemarin stok di dalam negeri sudah mencapai 1,55 juta ton atau melewati batas aman.


Bulog menargetkan bisa menyerap 11 ribu ton sampai 17 ribu ton beras per hari. Target tersebut dilakukan karena beras di pasaran setelah masa panen raya periode Maret-April kemarin masih melimpah. Buwas tidak ingin pasokan yang melimpah itu dibiarkan dan membuat harga beras jatuh hingga kemudian merugikan petani.


"Makanya kami serap, tapi tidak langsung digelontorkan lagi begitu saja. Apa yang kami lakukan adalah pencadangan, yang suatu saat akan dikeluarkan jika tidak ada produksi petani," kata Budi Waseso di Kompleks Istana Kepresidenan, Jumat (8/6).


Karena pasokan beras dalam negeri melimpah, Buwas tidak ingin adanya impor beras lagi. Maka itu, ia tidak mau mengimpor beras 500 ribu ton yang surat persetujuan impornya sudah diterbitkan Kementerian Perdagangan beberapa waktu lalu.


"Izin memang sudah terbit dan boleh saja diberikan, tapi semua kan kembali ke Bulog, kapan perlunya dan berapa banyak," katanya.


Buwas mengingatkan kebijakan impor beras menimbulkan sentimen negatif dan membuat petani menjadi resah.


"Penyerapan kita tiap hari banyak, itu kami utamakan, yang penting kan stok masih ada dan harga stabil terjamin, ya sudah," ujar dia.


Harus Selektif


Lebih lanjut, ia juga menyebut Bulog tak mau banyak melakukan operasi pasar. Strateginya, operasi pasar hanya akan dilakukan kepada titik-titik di mana harga beras masih bergejolak.

"Saya tidak mau terus banyak operasi, kami sekarang jamin akan lebih efektif. Kalau kami lihat harga paling tinggi di daerah mana, baru kami turun. Kalau semuanya (dilakukan operasi pasar) itu tidak efektif dong," ujarnya.


Sebelumnya, Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, mengaku pemerintah telah menerbitkan lagi izin impor kedua bagi Bulog sebesar 500 ribu ton dengan tenggat hingga Juli mendatang. Ia mengatakan ini bukan keputusan baru, namun sudah ditentukan awal tahun kemarin.


Adapun izin impor kedua bagi Bulog sudah disepakati pemerintah pada Februari lalu, di mana dirinya, Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Menteri Pertanian, Menteri Badan Usaha Milik Negara, dan Direktur Utama Perum Bulog kala itu sudah setuju dengan penambahan impor tersebut.


Dengan tambahan izin impor ini, artinya kuota beras impor tahun ini tercatat satu juta ton. Pada Januari lalu, pemerintah memutuskan mengimpor 500 ribu ton beras khusus dari Thailand dan Vietnam demi mengantisipasi harga beras yang tak kunjung turun.


Menurut Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) per 30 Mei 2018, rata-rata harga beras medium nasional sudah mencapai 11.650 rupiah per kilogram (kg).

Padahal, sesuai Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 57 Tahun 2017, Harga Eceran Tertinggi (HET) beras dipatok mulai 9.450 rupiah per kg hingga 10.250 rupiah per kg. fdl/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Muhamad Umar Fadloli

Komentar

Komentar
()

Top