Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kerawanan Pangan - Beras Renceng Bisa Pangkas Mafia Pangan

Bulog Akan Jual Beras Sasetan untuk Masyarakat

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) berencana membuat beras dalam kemasan saset atau renceng dengan ukuran 200 sampai 250 gram.

Direktur Utama Bulog, Budi Waseso mengatakan, beras dalam kemasan saset ini merupakan inovasi untuk menjangkau masyarakat kelas ekonomi bawah.

"Bagaimana caranya sampai ke tingkat terbawah, maka saya bilang ke direksi kemas beras renceng 200 gram atau 250 gram untuk dapat dibeli oleh masyarakat dengan penghasilan paling rendah, dengan uang 2.000 rupiah aja tetap bisa beli nasi.

Kalau yang satuan kilogram kan paling enggak 9.000 rupiah," ujar Budi Waseso di kantor Bulog, Jakarta, Senin (14/5).

Menurut Buwas, beras saset dapat menjadi solusi untuk mewujudkan harapan Presiden Joko Widodo agar tidak ada lagi kondisi rawan pangan, khususnya beras. Presiden bilang harus ada ketersediaan beras sampai masyarakat paling bawah.

"Itu solusi yang bisa kami lakukan. Jadi, enggak ada rawan beras karena nasi akan ada di mana-mana dalam kemasan sekecilnya.

Tapi, kualitas tetap kami jamin," ujar pria yang akrab disapa Buwas ini. Budi menyatakan, beras rencengan mulai dipasarkan pada bulan puasa. Dengan demikian, kata dia, memasak untuk sahur dan berbuka puasa jadi lebih ringkas.

Nantinya beras renceng akan dijual di warung-warung dan toko yang mudah dijangkau. "Kalau beras ada di mana-mana, kan aman.

Seperti kopi, mau ngopi bisa di mana-mana sekarang ada bentuk sachet. Kenapa tidak kehadiran beras di mana-mana?" kata Budi.

Pangkas Mafia

Selain untuk pemerataan konsumsi beras, beras renceng diyakini bisa memangkas kesempatan mafia pangan untuk bermain-main. Biasanya, kata Budi, mafia bisa memborong puluhan ton beras jika dijual eceran.

Terutama beras medium yang ditujukan bagi masyarakat menengah ke bawah. Harga yang dijual pun bisa lebih mahal dan merugikan konsumen. "Kalau mafia mau menimbun kan dia harus buka rencengannya satu-satu.

Silakan aja kalau mau membuka (kemasan) satu-satu. Jadi ini pemikiran saya," kata Budi. Selain itu, kata Budi, Bulog ingin menjamin pemerataan beras ke masyarakat tanpa melalui pihak ketiga.

Oleh karena itu, Bulog memasarkan berasnya dengan kemasan dan kualitas baik, namun harganya tetap murah. Dengan demikian, dijamin mutunya oleh pemerintah.

"Kemasannya bagaimana divakum, jadi awet dan tidak mudah rusak. Sekarang dipikirkan bagaimana kemasan baik dengan harga terjangkau sehingga tidak mahal di pasar," kata Budi.

Budi mengatakan rencana membuat beras dalam kemasan saset ini masih perlu digodok dan dikoordinasikan oleh jajarannya untuk kemudian disampaikan ke Kementerian BUMN sebagai pihak yang menaungi Bulog.

"Beras renceng enggak ada dasar yang sifatnya emergency. Tapi, kalau saya bilang enggak pakai lama dengan ini [beras saset] keinginan Presiden beras enggak hilang, itu bisa tercapai," tandas Buwas. Ant/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top