Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Aryo Wiryawan, CEO PT Indmira Yogyakarta

Bukan Sekadar Gagah-gagahan

Foto : koran jakarta /eko s putra
A   A   A   Pengaturan Font

Aryo menjelaskan, kini pihaknya fokus pada pengembangan Recirculating Aquaculture System (RAS). Jika Jala memiliki fungsi utama memantau kualitas air dan melaporkannya lewat internet secara real time sampai pada mengambil tindakan yang diperlukan, RAS lebih pada sains dan teknologi kimiawi menjaga kualitas air seperti yang ditentukan. RAS ini fokus pada satu tujuan, yakni menciptakan air laut dari air tawar dengan tanpa pernah mengganti pasokan airnya.

Sudah beberapa tahun terakhir Indmira terlibat dalam budi daya tambak udang dan ikan kerapu di beberapa tempat di Indonesia. Namun, tambak ini makin hari produktivitas makin menurun karena kualitas air laut yang menurun. Maka, para petambak terus menggeser area budi dayanya makin ke Timur atau ke pulau-pulau yang lebih terpencil untuk mengejar kualitas air laut yang baik.

"Masalahnya, kerapu ini harganya mahal kalau kondisinya masih hidup. Ikan ini istimewa kalau dimasak dalam keadaan sangat segar. Makanya, kalau di resto milih kerapu di akuarium dan langsung dimasak," kata Aryo.

Untuk konsumsi ekspor, tambak kerapu yang makin jauh tidak terlalu memiliki masalah karena kapal ekspor memiliki teknologi yang lebih baik untuk membawa kerapu hidup-hidup sampai negara tujuan. Masalah justru untuk konsumsi di dalam negeri, biaya transportasi yang bengkak tidak menutup harga jual kerapu. "Padahal Jakarta saja, dengan kondisi seperti saat ini, sebenarnya masih kurang dengan pasokan 60 ton sebulan. Hitungan kami, market sebenarnya bisa lima kali lipatnya. Belum kota-kota lain," kata Aryo.

Budi Daya Kerapu
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top