Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Bukan Marketplace, Ini Dia Platform Commerce Paling Digemari Penjual Termasuk UMKM Indonesia

Foto : Forbes

Ilustrasi Beragam Pilihan Media Sosial

A   A   A   Pengaturan Font

Perkembangan teknologi informasi yang pesat turut membuat transaksi jual beli melalui internet semakin mudah dan beragam. Media penjualan e-commerce pun kian beragam, mulai dari website, media sosial, platform pesan instan, hingga kehadiran sejumlah marketplace yang didedikasikan khusus untuk berbelanja daring.

Badan Pusat Statistik (BPS) dalam Statistik E-commerce 2021 mencatat, mayoritas pelaku usaha e-commerce di Indonesia menggunakan platform pesan singkat. Sebanyak 93 persen dari seluruh pelaku usaha e-commerce turut menggunakan platform pesan singkat seperti WhatsApp bisnis.

Selain menggunakan platform pesan singkat, mayoritas pelaku usaha e-commerce di Indonesia juga memilih media sosial sebagai lapak jualan mereka. Lebih dari separuh atau tepatnya 54,6 persen pelaku usaha e-commerce juga mengandalkan jejaring media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram hingga Tik Tok. Fenomena berbelanja daring melalui berbagai media sosial bahkan memunculkan sebutan social commerce.

Media sosial memang telah terkenal sebagai platform penting bagi pelaku usaha e-commerce. Namun, hal itu hanya sebatas untuk mempromosikan produk, membangun branding, dan layanan pelanggan. Sementara proses jual beli akan dilakukan secara manual, melalui direct message maupun melalui platform pesan singkat.

Melalui Instagram shop dan TikTok shop, kedua media sosial juga dapat melayani transaksi jual beli langsung melalui aplikasi tersebut. Pelanggan kini dapat melakukan pemilihan barang sampai proses pembelian atau check out hanya melalui aplikasi media sosial sehingga lebih praktis.

Media sosial menjadi pilihan utama penjual e-commerce terutama pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) lantaran tidak memerlukan biaya tambahan untuk operasional toko, mulai dari membuka toko hingga proses check out. Pengembang media sosial, tidak mengambil keuntungan dari setiap transaksi yang terjadi melalui platform media sosialnya.

Kendati marketplace tumbuh subur di Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir, kenyataanya BPS mencatat hanya sekitar 21,6 persen pelaku usaha di negara ini yang memilih berjualan melalui marketplace. Namun, marketplace merupakan pemain terbesar dalam bisnis e-commerce dunia, tak terkecuali Indonesia.

Pada sisi lain, BPS juga mencatat sebesar 10,42 persen usaha menggunakan e-mail dalam berjualan online dan pada urutan terakhir terdapat platform website yang nampaknya menjadi pilihan terakhir pelaku usaha e-commerce di Indonesia.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top