Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Budaya Minta Maaf

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Meski secara prosedur benar, tetapi jika itu mencederai rasa keadilan, tidak ada salahnya meminta maaf. Pernyataan maaf ke publik kelihatannya sepele, tetapi ini dampaknya sangat luar biasa.

Setelah mendapat kritik bertubi-tubi selama beberapa hari, Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah akhirnya menyerahkan mobil dinasnya kepada Satgas Covid-19 Sumbar. Selain mobil dinas untuk gubernur, diserahkan pula mobil dinas yang seharusnya digunakan untuk Wakil Gubernur Audy Joinaldy.

Meski sangat-sangat terlambat, setelah dikritik bertubi-tubi oleh anggota DPRD, langkah Gubernur Sumbar ini harus diapresiasi. Setidaknya ia sadar bahwa pembelian mobil dinas baru di tengah pandemi, sangat tidak adil dan mengabaikan kepekaan sosial.

Banyak rakyatnya yang ekonominya susah karena pandemi. Ada yang penghasilannya menurun, ada pula yang kehilangan mata pencaharian. Di sisi lain pengeluaran bertambah karena harus membeli suplemen supaya imun tetap terjaga, membayar biaya tes antigen atau PCR, dan juga membeli paket internet demi anak-anak bisa tetap sekolah.

Peristiwa ini menunjukkan berjalannya mekanisme kontrol dari legislatif. Anggota DPRD Sumbar dari Partai Demokrat, Novrizon lah yang paling gencar mengkritik.

Ia menganggap Gubernur tidak punya kepekaan atas nasib rakyatnya. Pengadaan mobil sama sekali bukan hal mendesak, tidak urgen, tak elok dan tak pantas. Alasan mobil yang lama rusak jelas terlalu mengada-ada, karena sangat yakin gubernur punya mobil pribadi yang bisa digunakan sementara. Rusak bukan tidak bisa jalan, aneh saja kalau setiap mobil rusak harus beli baru sebagai gantinya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : M. Selamet Susanto

Komentar

Komentar
()

Top