Di Masa Pandemi, Cari Musuh Tawuran pun Secara Online
Foto: istimewaTawuran di Jakarta bukan hal baru. Tentu kita ingat perkelahian antarwarga yang terjadi di Jalan Matraman beberapa tahun lalu yang cukup meresahkan masyarakat. Sampai-sampai sepanjang Jalan Matraman Raya harus dipagar untuk meminimalkan tawuran yang terjadi antara warga Jalan Kesatrian dan warga Jalan Tegalan.
Belum lagi tawuran antar pelajar yang tidak kalah menyeramkan. Mereka tawuran secara terbuka di tempat umum. Mereka kerap kali menggunakan senjata tajam, rante, besi untuk mengalahkan lawannya.
Tawuran tersebut berlanjut ke adik-adik kelas mereka. Yang lebih memprihatinkan, tidak jarang terjadi salah sasaran.
- Baca Juga: TPS Liar Menjamur di Bekasi
Yang terbaru, dua tawuran terjadi di tengah pandemi Covid-19 baru-baru ini. Pertama tawuran yang terjadi Sabtu (25/9) di daerah Menteng Dalam. Disusul kemudian tawuran antarwarga yang terjadi di Bukit Duri, Kamis (30/9).
Dari dua tawuran yang terjadi tersebut, Polisi menangkap 14 pelau yang terlibat, 11 orang dari tawuran di Menteng Dalam dan 3 orang dari tawuran di Bukit Duri Tanjakan. Pada tawuran di Menteng Dalam, salah satu pelakunya berusia 26 tahun dan para pelaku lainnya masih berusia di bawah umur.
Yang menarik, pelaku yang berusia 26 tahun merupakan admin dari akun Instagram @mentengdalamofficial. Lewat akun inilah kemudian kelompok ini mengajak kelompok lain untuk tawuran. Mereka mengaktifkan mode privasinya saat mau menantang kelompok lain, seperti dengan kata-kata" hoy cemen lu" dan semacamnya. Sementara itu, untuk tiga pelaku dalam aksi tawuran di Bukit Duri, seluruhnya merupakan anak di bawah umur.
Dari pelaku disita stik golf dan busur panah. Selain itu, polisi turut mengamankan belasan senjata tajam dari dua lokasi tawuran itu. Yang menyedihkan, benda-benda tajam dan berbahaya yang digunakan untuk tawuran tersebut, diduga diperoleh dari penjual.
Kita semua tentu prihatin dengan fenomena tawuran yang terjadi di masa pandemi ini. Mereka tawuran di saat di wilayah DKI Jakarta berlangsung Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Seharusnya di masa ini mereka menghidari pertemuan yang tidak penting. Ini malah mencari musuh, menantang tawuran lewat media sosial.
Memang, di masa pandemi ini masyarakat semakin menghabiskan lebih banyak waktu di dunia maya. Dalam laporan "Digital 2021: The Latest Insights Into The State Digital" , orang Indonesia rata-rata menghabiskan 3 jam 14 menit sehari untuk mengakses media sosial. Itu waktu yang cukup lama.
Sayangnya, tidak semua yang pengguna media sosial menggunakannya untuk hal-hal yang positif. Mereka malah mencari lawan tawuran "yang berkurang jumlahnya" di masa pandemi ini. Padahal jika kita bijak menggunakan media sosial, manfaatnya banyak sekali. Dan bahkan bisa menghasilkan uang. Itung-itung sebagai pengganti membengkaknya pengeluaran kita di masa pandemi.
Ini Pekerjaan Rumah besar bagi para orang tua. Jangan hanya puas melihat anak remajanya di rumah asyik dengan gadget-nya, tetapi juga awasi penggunaan media sosialnya. Karena sudah terbukti, media sosial sudah digunakan untuk mencari lawan tawuran.
Redaktur: Aloysius Widiyatmaka
Penulis: M. Selamet Susanto
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Akhirnya Setelah Gelar Perkara, Polisi Penembak Siswa di Semarang Ditetapkan Sebagai Tersangka
- 2 Jakarta Luncurkan 200 Bus Listrik
- 3 Krakatau Management Building Mulai Terapkan Konsep Bangunan Hijau
- 4 Kemenperin Usulkan Insentif bagi Industri yang Link and Match dengan IKM
- 5 Indonesia Bersama 127 Negara Soroti Dampak dan Ancaman Krisis Iklim pada Laut di COP29