Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Buang Limbah Nuklir ke Laut, Korut Tuding Jepang Lakukan Kejahatan terhadap Kemanusiaan

Foto : RT/GI/Tomohiro Ohsumi

FOTO ARSIP - Jurnalis dan karyawan TEPCO berjalan melewati tangki penyimpanan air radioaktif di PLTN Fukushima Daiichi.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Korea Utara meminta Jepang untuk segera menghentikan pelepasan air limbah radioaktif dari pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima yang rusak ke Samudera Pasifik, menurut pernyataan yang dibagikan kantor berita KCNA, Kamis (24/8).

Tindakan Jepang tersebut sangat mengancam kehidupan, keselamatan, dan masa depan umat manusia," kata Kementerian Luar Negeri Korea Utara di Pyongyang, dikutip RT.

Korea Utara lebih lanjut menuduh Jepang melakukan "kejahatan terhadap kemanusiaan yang tyidak dapat dimaafkan" dan menuntut agar Jepang bertanggung jawab.

Pernyataan tersebut muncul setelah Jepang mengumumkan pada Kamis bahwa mereka telah memulai pelepasan air radioaktif yang telah diolah dari Fukushima Daiichi ke Samudera Pasifik.PM Jepang Fumio Kishida sebelumnya mengumumkan rencana tersebut mencakup pembuangan sekitar 1,3 juta metrik ton air limbah.

Tokyo menekankan bahwa langkah tersebut telah disetujui oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA).Pengawas nuklir PBB menyetujui rencana Jepang bulan lalu, dengan menyatakan bahwa pengujian independen di lokasi telah menunjukkan konsentrasi tritium di dalam air jauh di bawah batas operasional, dan dampak tindakan tersebut terhadap manusia dan lingkungan "dapat diabaikan".

Operator PLTN Fukushima Tokyo Electric Power (TEPCO) juga menerbitkan hasil tes pada Kamis yang mengklaim bahwa air tersebut mengandung hingga 63 becquerel (satu unit radioaktivitas) tritium per liter - jauh di bawah batas air minum WHO yaitu 10.000 becquerel per liter.

Namun demikian, beberapa negara tetangga Jepang belum yakin akan keamanan pembuangan air limbah tersebut.Tiongkok menanggapi tindakan tersebut dengan mengeluarkan larangan menyeluruh terhadap semua produk makanan laut Jepang. Beijing bersikeras bahwa Tokyo belum membuktikan bahwa air yang dibuang aman.

Awal pekan ini, Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengeluarkan pernyataan yang menyebut rencana tersebut "sangat egois dan tidak bertanggung jawab".

Tiongkok mendesak Jepang untuk tidak menyebabkan kerugian sekunder terhadap masyarakat lokal dan bahkan masyarakat dunia demi kepentingan egois mereka sendiri.

Pada Kamis, wilayah administratif khusus Tiongkok di Hong Kong dan Makau juga mengumumkan larangan impor makanan laut Jepang dari 10 prefektur.Korea Selatan, yang sudah menerapkan pembatasan, mengatakan tidak akan mencabut pembatasan tersebut meskipun menjamin keamanan dari Jepang.

Aktivis Greenpeace juga menuduh Tokyo "sengaja melakukan pencemaran terhadap Samudera Pasifik" dan bersikeras bahwa menyimpan air adalah tindakan yang lebih baik.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Lili Lestari

Komentar

Komentar
()

Top