Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Strategi Pembiayaan - BTN dan SMF telah Menginisiasi Sekuritisasi KPR sejak 2009

BTN-SMF Emisi EBA-SP Rp2 Triliun

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Melalui transaksi sekuritisasi ini, BTN dapat memanfaatkannya untuk KPR sekaligus menjaga rasio kecukupan modal.

JAKARTA - Emiten perbankan pelat merah, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) atau Bank BTN bersama PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF berhasil melajukan sekuritisasi aset KPR dengan menerbitkan Efek Bergaun Aset berbentuk Surat Pertisipasi (EBA-SP SMF-BTN04) senilai dua triliun rupiah. Hal ini ditandai dengan pencatatan perdana atas EBA-SP SMF-BTN04 di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Direktur Utama Bank BTN, Maryono, mengatakan EBA-SP SMF-BTN04 yang dicatatkan bernilai total dua triliun rupiah terbagi menjadi tiga seri. untuk EBA Seri A1 senilai 700 miliar rupiah, kemudian Seri A2 senilai 1,124 triliun rupiah, dan EBA Seri B senilai 176 miliar rupiah. "Adapun suku bunga masing- masing ditetapkan untuk Seri A1 suku bunga 7 persen dan Seri A2 suku bunga 7,5 persen. EBA-SP seri A ini mendapatkan rating id AAA," ungkap dia usai pencatatan perdana EBA-SP SMF-BTN04 di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (9/3).

Transaksi sekuritisasi aset tersebut menunjukkan komitmen Perseroan sebagai perbankan di Indonesia untuk mempelopori pengembangan pasar modal dan produk EBA yang perlu didukung.

Melalui transaksi sekuritisasi ini, Bank BTN dapat memanfaatkannya sebagai sumber dana penyaluran KPR baru sekaligus menjaga rasio kecukupan modal. "Diharapkan dengan transaksi sekuritisasi ini akan memberikan peluang yang cukup besar bagi kami dalam mendukung pembiayaan perumahan bagi masyarakatmenengah ke bawah, sekaligus dalam rangka mendukung program satu juta rumah yang menjadi program pemerintah saat ini," tegas Maryono.

Pada transaksi tersebut, SMF berperan sebagai penerbit, arranger, dan pendukung kredit, sedangkan Bank BTN berperan sebagai kreditur asal dan sebagai penyedia jasa, serta PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebagai wali amanat dan bank kustodian.

Hasil sekuritisasi ini, lebihlanjut kata Maryono, akan digunakan untuk mendukung pembiayaan perumahan yang menjadi bisnis inti perseroan guna menyukseskan program Satu Juta Rumah. Program perumahan nasional memerlukan dana jangka panjang yang cukup besar. "Pencatatan ini merupakan peran aktif Bank BTN dan SMF dalam mendukung pertumbuhan pasar pembiayaan perumahan di Indonesia untuk mewujudkan kepemilikan rumahyang layak dan terjangkau untuk masyarakat," jelas Maryono.

Investasi Aman

Transaksi sekuritisasi KPR melalui skema EBA-SP ini adalah yang keempat bagi Perseroan. Meski demikian, produk EBA-SP merupakan produk EBA dan yang sekarang dicatatkan adalah produk yang kesebelas. "Produk EBA cukup digemari oleh para investor karena merupakan produk investasi yang aman dan menguntungkan dengan agunan aset KPR yang nilainya terus naik," terang dia.

Menurut Maryono, Bank BTN bersama SMF telah menginisiasi transaksi sekuritisasi KPR sejak tahun 2009, dengan total sekuritisasi KPR yang telah diterbitkan hingga saat ini dengan skema Kontrak Investasi Kolektif (KIK) EBA maupun EBA SP mencapai 9,65 triliun rupiah. "Dengan skema EBA-SP senilai 4,2 triliun rupiah, sedangkan sisanya dengan skema KIK EBA sebesar 5,45 triliun rupiah," ucap dia.

Bagaimanapun, rumah merupakan kebutuhan pokok manusia dan akan selalu meningkat bersamaan dengan bertambahnya penduduk. Oleh karena itu, Maryono menyambut positif atas prakarsa SMF dalam mendukung pembiayaan perumahan bagi masyarakat menengah bawah melalui pola sekuritasi aset. Program satu juta rumah bukan menjadi tugas yang harus dipikul oleh Bank BTN sendiri. Ini menjadi tugas bersama karena ini merupakan program pemerintah. Semua pihak terkait dengan program ini diharapkan peran sertanya.

Direktur Utama SMF, Ananta Wiyogo, menuturkan penerbitan EBA-SP sebesar dua triliun rupiah tersebut merupakan bagian dari pelaksanaan dengan target dua triliun rupiah di tahun ini.

"Investor cukup confident akan efek ini, karena efek ini penerbitnya adalah SMF yang merupakan BUMN yang 100 persen dimiliki oleh pemerintah dengan peringkat idAAA dari Pefindo, baik secara korporasi maupun surat utangnya," pungkasnya.

yni/AR-2

Penulis : Yuni Rahmi

Komentar

Komentar
()

Top