Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Selasa, 19 Nov 2024, 19:31 WIB

BRIN Kukuhkan Lima Profesor Riset

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengukuhkan lima pakar sebagai profesor riset, di Jakarta, Selasa (19/11).

Foto: Istimewa

JAKARTA - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengukuhkan lima pakar sebagai profesor riset. Mereka terdiri dari Muhamad Nasir dari Pusat Riset Lingkungan dan Teknologi Bersih, Sik Sumaedi dari Pusat Riset Teknologi Pengujian dan Standar, Yusuf dari Pusat Riset Ekonomi Perilaku dan Sirkuler, Nasrullah Armi dari Pusat Riset Telekomunikasi, dan Atriyon Julzarika dari Pusat Riset Limnologi dan Sumber Daya Air.

"Diharapkan setelah ini periset melakukan kolaborasi. Terutama, dengan periset dalam dan luar negeri untuk menciptakan inovasi baru hingga meretas masalah di masyarakat," ujar Wakil Kepala BRIN, Amarulla Octavian, dalam acara pengukuhan yang diakses secara daring, Selasa (19/11).

Dia berharap periset di BRIN bisa meniru langkah lima profesor riset yang dikukuhkan hari ini dengan menemukan kebaruan dalam dunia riset. Dia berharap penelitian yang dilakukan dapat memenuhi standar, utamanya standar akademik serta menjawab permasalahan bangsa, sekaligus solusi.

"Dengan demikian penelitian dapat bermanfaat bagi bangsa sesuai bidang kepakaran masing-masing," jelasnya.

Salah seorang profesor riset BRIN, Yusuf, menyoroti pengembangan Sistem Usaha Pertanian (SUP) di wilayah Indonesia timur yang masih menghadapi tantangan seperti keterbatasan infrastruktur, akses permodalan, serta kelembagaan petani yang belum optimal. Termasuk ketergantungan pada curah hujan dan akses terbatas terhadap teknologi modern, yang membuat sektor ini rentan terhadap perubahan iklim.

Dia mengungkapkan, diperlukan reformulasi strategi yang mengintegrasikan alih teknologi dan penguatan kelembagaan pertanian di KTI. Pertama, dinamisasi SUP di KTI perlu dilakukan melalui introduksi inovasi yang memungkinkan adaptasi teknologi tepat guna dan penguatan kelembagaan.

"Kedua, penyusunan kerangka kebijakan alih teknologi dan kelembagaan pertanian harus dirancang agar mendorong percepatan transfer teknologi dan pemberdayaan kelembagaan pada tingkat lokal," lanjutnya.

Ketiga, kata dia, perlu penerapan reformulasi kebijakan melalui implementasi strategis yang responsif terhadap kondisi lapangan. Menurutnya, hal tersebut menjadi kunci keberhasilan dari keseluruhan langkah ini.

"Melalui sinergi kebijakan, teknologi adaptif, dan kelembagaan yang kuat, pengembangan pertanian di KTI diharapkan dapat meningkatkan ketahanan pangan dan memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat setempat,” tuturnya.

Redaktur: Sriyono

Penulis: Muhamad Ma'rup

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.