Program Makan Bergizi Gratis Bagian Pendidikan Karakter
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, saat meninjau pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis, pekan lalu.
Foto: IstimewaJAKARTA - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, menilai program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan bagian dari pendidikan karakter. Menurutnya, program tersebut tidak hanya terkait dengan pemberian gizi dan makanan sehat saja.
“Program MBG harus menjadi bagian dari pembentukan karakter dan kepribadian yang mulia pada peserta didik,” ujar Mu’ti, dalam keterangannya kepada awak media, di Jakarta, Minggu (17/11).
Dia menjelaskan, melalui program MBG, pihaknya ingin membentuk karakter peserta didik yang memiliki rasa tanggung jawab, menanamkan budaya tertib, toleransi, dan kebersamaan. Dia berharap, program MBG menjadi kebiasaan baru dan kebiasaan yang perlu diteruskan.
Mu’ti mengungkapkan, sebagai integrasi dari program Makan Bergizi Gratis ini, Mendikdasmen mengatakan, pada bulan Desember nanti, Kemendikdasmen akan meluncurkan program tujuh kebiasaan anak hebat. Adapun tujuh kebiasaan tersebut adalah bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat dan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat, dan tidur tepat waktu.
“Nantinya, dengan tujuh kebiasaan ini akan terjalin komunikasi yang baik antara orang tua dengan sekolah,” jelasnya.
Dia berpesan kepada peserta didik untuk selalu membiasakan makan sehat, bergizi dan halal. Menurutnya, untuk makan tidak tergesa-gesa, makan dengan sabar, dan dinikmati.
“Makanan yang sehat itu, pengaruhnya sangat kuat untuk tubuh kita. Tubuh kita sehat maka kita bisa banyak beraktifitas. Otak kita juga sehat, maka kita belajar juga jadi enteng,” katanya.
Kualitas Makanan
Sementara itu, Guru Besar Bidang Epidemiologi Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) Ririn Arminsih Wulandari mengatakan Program Makan Bergizi Gratis mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Menurutnya, pemerintah mesti memastikan bahwa pangan yang disediakan dalam program tersebut tidak hanya bergizi tetapi juga aman untuk dikonsumsi.
“Hal ini menjadi tantangan yang besar, mengingat adanya wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar) yang menjadi prioritas penerima manfaat,” ucapnya.
Dia menyebut, tenaga kesehatan lingkungan memainkan peran yang sangat penting dalam memastikan bahwa setiap makanan yang diberikan melalui program ini aman, higienis, dan layak konsumsi, serta bebas dari kontaminasi. Dengan demikian, pengawasan terhadap standar higiene dan sanitasi pangan menjadi bagian integral dari kesuksesan program ini.
Ririn mengatakan mutu atau kualitas dan keamanan pangan menjadi suatu urgensi untuk diperhatikan agar makanan menjadi bermanfaat dan tidak menimbulkan risiko kesehatan. Hal ini sangat relevan dengan penerapan Persyaratan Kesehatan Pangan Olahan Siap Saji yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2023, yang mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan.
“Penting bagi setiap usaha pengolahan pangan siap saji untuk mematuhi regulasi tersebut,” terangnya. ruf/S-2
Berita Trending
- 1 Ini Gagasan dari 4 Paslon Pilkada Jabar untuk Memperkuat Toleransi Beragama
- 2 Irwan Hidayat : Sumpah Dokter Jadi Inspirasi Kembangkan Sido Muncul
- 3 Trump Menang, Penanganan Krisis Iklim Tetap Lanjut
- 4 Jerman Percaya Diri Atasi Bosnia-Herzegovina
- 5 Disbun Kaltim Fasilitasi Alih Fungsi Lahan Tambang Menjadi Perkebunan