
BRIN-IAEA Kerja Sama Tangani Limbah Plastik dengan Teknologi Nuklir
Plt Deputi Bidang Kebijakan Pembangunan BRIN, Anugerah Widiyanto dalam kegiatan pertemuan koordinasi regional IAEA di Jakarta, Senin (17/2/2025).
Foto: ANTARAJAKARTA - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) bekerja sama dalam pengembangan teknologi radiasi nuklir untuk menangani limbah plastik serta potensi pemanfaatannya pada sektor industri.
Kerja sama tersebut dilakukan dalam inisiatif Nuclear Technology for Controlling Plastic Pollution (NUTEC Plastic), sekaligus menjadi proyek riset RAS1031 yang dilakukan oleh IAEA bersama sejumlah negara mitra termasuk Indonesia.
"Pengembangan teknologi untuk mendukung pengelolaan limbah plastik serta pemanfaatannya sebagai bahan baku industri adalah sebuah keniscayaan yang perlu terus didorong," kata Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Bidang Kebijakan Pembangunan BRIN Anugerah Widiyanto dalam kegiatan pertemuan koordinasi regional IAEA di Jakarta, Senin (17/2).
Teknologi radiasi, kata Anugerah, menawarkan solusi yang dapat mengatasi permasalahan limbah plastik dan menjadikan limbah sebagai bahan baku potensial bagi industri, mendukung pengembangan ekonomi sirkuler.
"Kolaborasi riset dan inovasi teknologi radiasi untuk modifikasi polimer perlu terus didorong. Indonesia dapat memainkan peran sentral dalam kolaborasi ini di bawah payung kerja sama teknis IAEA," ujarnya.
Menurut Anugerah, dengan memanfaatkan teknologi radiasi yang telah dikuasai ilmuwan Indonesia, serta aplikasinya untuk mengubah limbah plastik menjadi bahan baku industri plastik nasional, dapat dijadikan contoh bagi negara lain, khususnya dalam mendorong pengembangan ekonomi sirkuler.
"Pengalaman riset modifikasi polimer dengan menggunakan radiasi, serta kerja sama aplikasinya bersama sektor industri di Indonesia menjadi aset penting untuk mendorong kepemimpinan Indonesia dalam kolaborasi ke depan bersama banyak negara di bawah kerangka kerja sama teknis IAEA," ucap Anugerah.
Sementara, Kepala Pusat Riset Teknologi Radioisotop, Radiofarmaka, dan Biodosimetri BRIN Tita Puspitasari yang juga National Project Coordinator (NPC) Indonesia untuk proyek RAS1031 mengatakan BRIN sebagai koordinator pelaksanaan proyek di Indonesia menggandeng berbagai pemangku kepentingan nasional.
Kolaborasi ini menyinergikan pemanfaatan teknologi radiasi untuk mengatasi permasalahan limbah plastik, serta pemanfaatannya sebagai bahan baku industri guna mendukung pengembangan ekonomi sirkuler.
"Proyek riset ini berpotensi dimanfaatkan lebih luas oleh industri nasional dan juga turut berperan dalam mengatasi limbah plastik yang volumenya terus meningkat, khususnya dengan memanfaatkan fasilitas iradiasi yang dikelola oleh BRIN," tutur Tita Puspitasari.
Redaktur: Lili Lestari
Penulis: Antara
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Klasemen Liga 1 Setelah Laga-laga Terakhir Putaran ke-23
- 2 Dirut BPJS: Syarat Kepesertaan JKN Bukan untuk Mempersulit Jemaah Haji
- 3 Pendaftaran SNBP Jangan Dilakukan Sekolah
- 4 Elon Musk Luncurkan Grok 3, Chatbot AI yang Diklaim 'Sangat Pintar'
- 5 Danantara Harus Bisa Membiayai Percepatan Pensiun Dini PLTU