Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
PERSPEKTIF

Brexit, Dilema PM Theresa May

Foto : AFP
A   A   A   Pengaturan Font

Seperti tergambar dalam referendum Brexit, yakni mengakhiri keluar masuknya orang dengan bebas, mencabut yurisdiksi Pengadilan Eropa dan pembayaran besarbesaran kepada blok tersebut. May menegaskan akan fokus pada negosiasi Brexit selanjutnya, langkah yang telah lama diserukan para pejabat dan pengusaha Uni Eropa.

Dia menegaskan posisinya bahwa tidak akan ada referendum pada kesepakatan akhir untuk meninggalkan Uni Eropa, atau upaya lain untuk memundurkan tanggalnya, yakni 29 Maret 2019. Belum jelas, apakah Uni Eropa akan menerima tawaran PM May soal perdagangan bebas atas barang.

Hal ini lantaran Uni Eropa telah memutuskan untuk tidak membiarkan Inggris "memilih" dalam elemen-elemen keanggotaan Uni Eropa, yang bisa memicu negara-negara lain mengikuti jejaknya.

May tetap terus berupaya untuk bernegosiasi dengan Presiden Komisi Eropa, Jean-Claude Juncker. Sabtu (24/11), May akan berkunjung kembali ke Brussels, bertemu Jean- Claude Juncker, guna menuntaskan garis besar hubungan masa depan Inggris dengan Uni Eropa. May menemui Jean-Claude Juncker untuk membantunya menenangkan para pemberontak di dalam negeri yang menentang rancangan perjanjian Brexit.

May sedang berupaya keras mencoba menyelesaikan garis besar hubungan masa depan Inggris dan UE sebelum dilangsungkannya pertemuan puncak para pemimpin zona euro pada Minggu untuk mengesahkan perjanjian Brexit. Tetapi, ketegangan meningkat setelah Kanselir Jerman, Angela Merkel, menyatakan tidak mau datang pada pertemuan puncak itu.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top