Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Dampak Korona I Sebanyak 21.185 Penderita Covid-19 Sembuh

BPOM Diminta Beri Vaksin Dosis Ketiga untuk Nakes

Foto : Sumber: Covid19.go.id
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Ketua MPR, Bambang Soesatyo, meminta Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) segera mengeluarkan rekomendasi vaksin dosis ketiga bagi tenaga kesehatan (Nakes). Ini diperlukan karena tingginya angka kematian pada kelompok tersebut.

"Tentunya melalui pertimbangan yang matang, mengingat banyaknya tenaga kesehatan yang terpapar dan gugur akibat Covid-19," kata Bambang Soesatyo melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (8/7).

Bambang melihat meskipun tenaga kesehatan sudah mendapatkan dosis kedua vaksin Covid-19, namun tidak membuat mereka sepenuhnya aman dari bahaya virus tersebut. Oleh sebab itu diperlukan dosis ketiga.

Keputusan vaksinasi Covid-19 dosis ketiga bagi tenaga kesehatan saat ini masih menunggu keputusan Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional ITAGI dan BPOM. Pemerintah harus mendorong ITAGI untuk segera menyampaikan hasil uji klinis atau publikasi dosis ketiga kepada masyarakat sebagai acuan pemberian dosis vaksin tambahan bagi tenaga kesehatan.

Perlindungan Maksimal

Bambang meminta komitmen pemerintah untuk terus berupaya memberikan perlindungan maksimal terhadap tenaga kesehatan yang berjibaku di lapangan merawat pasien Covid-19. "Misalnya, pemberian insentif tepat waktu dan pembagian waktu kerja yang efisien," kata politisi Golkar tersebut.

Ketua Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia (Peralmuni), Iris Rengganis, mengatakan pihaknya sedang menyusun laporan hasil penelitian terhadap pemberian dosis ketiga vaksin Sinovac kepada masyarakat sebagai bahan pertimbangan untuk pemerintah.

"Memang ada penelitian di Bandung. Itu sudah selesai untuk Sinovac, tapi kita tunggu nanti biar BPOM yang memberi pengumuman karena sedang disiapkan laporannya. Apakah perlu vaksinasi dosis ketiga atau tidak," kata Iris pada acara Dialog Kabar Kamis yang dipantau dari Jakarta.

Menurut Iris, beberapa negara telah mengizinkan penyuntikan vaksin berbeda merek kepada masyarakat, salah satunya Uni Emirat Arab (UEA) yang menyuntikkan vaksin Pfizer sebagai dosis ketiga setelah dua kali penyuntikan vaksin Sinovac.

"Sebenarnya kalau dalam penelitian kedokteran, yang ideal adalah platform yang sama supaya hasilnya terlihat karena tidak ada farmasi yang mau mencampurkan dua macam merek berbeda dalam penelitian mereka," katanya.

Campuran vaksin yang berbeda merek pada tubuh seseorang, kata Iris, masuk akal secara keilmuan imunologi. "Masuk di akal itu untuk memperluas cakupan dari virus yang bermutasi walaupun belum ada yang khusus Delta. Kalau kita membuat cakupan yang lebih luas, saya kira itu akan baik hasilnya," katanya.

Khusus untuk Indonesia, Iris menyarankan agar kegiatan vaksinasi dimaksimalkan untuk dosis kedua hingga tercapai target kekebalan kelompok sebanyak 70 persen dari total populasi.

"Negara kita adalah negara dengan penduduk yang sangat amat banyak dan kita harus segera mencapai kekebalan kelompok. Dari WHO minimal adalah 70 persen dari penduduk Indonesia, atau kurang lebih 181 juta orang yang divaksinasi, sedangkan saat ini vaksinasi kita baru 10 persen lebih sedikit," katanya.

Keputusan untuk memberikan vaksinasi tahap tiga, kata Iris, berpotensi mengurangi laju pencapaian target kekebalan kelompok. "Paling baik itu herd immunity dulu semua. Itu yang kita anjurkana, agar suntikan pertama dan kedua rata dulu," katanya.

Pemerintah juga diminta memberikan keputusan yang bijaksana terkait vaksinasi dosis ketiga, mengingat kapasitas vaksin yang dimiliki saat ini masih terbatas. "Kalau memang dibutuhkan dosis yang ketiga, kita tunggu saja nanti bagaimana keputusan pemerintah untuk ketersediaan vaksinnya," katanya.

Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 mencatat kasus harian penularan SARS-CoV-2 di Indonesia bertambah 38.391 orang. Dengan demikian, secara akumulatif jumlah infeksi Covid-19 yang terkonfirmasi sejak awal pandemi sampai pukul 12.00 WIB, Kamis, mencapai 2.417.788 kasus.

Penambahan terkonfirmasi Covid-19 paling banyak terjadi di DKI Jakarta yakni sebanyak 12.974 kasus, diikuti Jawa Barat sebanyak 7.772 kasus dan Jawa Tengah mencapai 4.232 kasus.

Sementara itu, jumlah penderita Covid-19 yang sembuh pada hari ini tercatat bertambah 21.185 orang, sehingga totalnya menjadi 1.994.573 orang dengan penambahan paling banyak terjadi di DKI Jakarta sebanyak 10.857 orang.

n YK/Ant/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top