BPIP: Pendidikan Harus Membahagiakan Anak-anak
Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Antonius Benny Susetyo saat seminar bertema Pancasila Dalam Kehidupan Berbangsa Bernegara di Jogja Green School, Sleman, DIY, Sabtu (22/7).
"Guru mampu memberikan inspirasi kepada murid agar dia memiliki kemandirian, kreativitas, dan kecakapan teknologi. Ubah paradigma, bukan monolog lagi. Anak-anak menggali sendiri pengetahuan, guru menjadi sahabat, teman, dan membantu. Paradigma guru harus diubah. Itulah yang ditunjukkan oleh Ki Hajar Dewantara," sebutnya.
Akhirnya, pakar komunikasi politik ini menyampaikan bahwa BPIP menginginkan, dimulai dari pendidikan Pancasila, metode dan paradigma guru, orang tua, serta pihak terkait, dalam pengajaran, menjadi menyenangkan bagi anak-anak.
"Kembalikanlah tugas guru: membuat anak-anak mencintai negara dan bangsanya. Itulah cita-cita Ki Hajar Dewantara. Jangan hilang. Pendidikan bukan instan dan kejar target, tetapi ajarkan kebahagiaan. Guru memahami anak-anak, agar minatnya tersalurkan. Kesalahan sekarang, kita memaksakan anak-anak."
"Sukses bukan jadi dokter atau insinyur, tetapi jadi dirinya sendiri. Kalau anak mau jadi penggiat seni, biarkan. Anak menjadi atlet, biarkan. Jangan konsep: anak harus jadi pegawai, pegawai negeri sipil', itu salah. Biarkan anak-anak menjadi dirinya sendiri dan mampu mengembangkan dirinya secara baik dan benar. Dukung mereka, jadilah teman mereka dalam belajar," katanya.
Redaktur : Lili Lestari
Komentar
()Muat lainnya