Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Aksi Terorisme I Hentikan Segala Ideologi Kekerasan dan Setop Aksi Bunuh Diri

Bom Bunuh Diri di Polsek Astana Anyar Kembali Mencederai Nilai Kemanusiaan

Foto : ANTARA/RAISAN AL FARISI

POLISI STERILISASI TEMPAT KEJADIAN BOM BUNUH DIRI I Anggota Gegana Polda Jabar melakukan proses sterilisasi tempat kejadian perkara dugaan bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Bandung, Jawa Barat, Rabu (7/12). Peristiwa tersebut mengakibatkan satu anggota kepolisian meninggal dunia, tiga orang luka berat dan empat orang luka ringan.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Berbagai kalangan mengutuk keras peristiwa bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Kota Bandung, pada Rabu (7/12) pagi. Tindakan yang dilakukan pelaku, Agus Sujatno alias Agus Muslim, itu dinilai telah mencederai nilai-nilai kemanusiaan.

Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mengutuk keras peristiwa peristiwa bom bunuh diri itu karena mencederai nilai kemanusiaan dan nilai agama. "Wapres mengutuk keras peristiwa bom bunuh diri karena ini jelas-jelas mencederai nilai-nilai kemanusiaan dan mencederai agama itu sendiri," kata Juru Bicara Wapres, Masduki Baidlowi, di Jakarta.

Wapres, kata Masduki, menyebut Islam mengharamkan tindakan-tindakan yang tidak berperikemanusiaan karena perbuatan tersebut bertentangan dengan agama.

"Sering kali peristiwa terjadi dengan mengatasnamakan agama, tapi pada dasarnya itu jauh dari esensi pemahaman agama itu sendiri dan jelas sangat disesalkan dan perlu dikutuk perbuatan seperti itu," kata Masduki seperti dikutip dari Antara.

Wapres Ma'ruf juga sangat bersimpati dan berempati terhadap korban bom bunuh diri, baik itu aparat kepolisian maupun warga sipil. "Kepada keluarga dan semuanya, Wakil Presiden ikut berbelasungkawa terhadap korban yang wafat dan berempati dan bersimpati terhadap korban-korban," tambah Masduki.

Wapres pun meminta aparat hukum dan pihak keamanan agar sigap dan waspada. "Dengan kejadian seperti ini, maka jelas bahwa bibit-bibit, jejaring-jejaring terorisme yang mengatasnamakan agama itu bukan saja masih ada, tetapi terus bergerak, terutama aparat keamanan khususnya polisi yang dijadikan sasaran," ungkap Masduki.

Senada dengan Wapres, Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, juga mengutuk peristiwa bom bunuh diri itu karena bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan. "Kami menyampaikan duka yang mendalam atas kejadian di Polsek Astana Anyar ini karena telah menimbulkan banyak korban, kerusakan, bahkan ketakutan. Jelas sekali aksi bom bunuh diri itu bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan," kata Menag.

Aksi teror yang dilakukan Agus Sujatno alias Agus Muslim, jelas Menag, merugikan banyak pihak, di antaranya telah menewaskan seorang polisi dan melukai sejumlah polisi lainnya. Bahkan, seorang warga sipil juga terluka karena terkena serpihan bom yang meledak saat apel pagi anggota Polsek Astana Anyar tersebut. "Bom Astana Anyar bukti aksi kekerasan selalu rugikan banyak pihak," katanya.

Perkuat Modal Sosial

Sementara itu, Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, mengatakan aksi bom bunuh diri telah mencederai nilai-nilai kemanusiaan dan tidak menguntungkan siapa pun.

"Hentikan segala ideologi kekerasan, setop aksi bom bunuh diri. Apa untungnya bagi kita? Tak ada, yang ada cuma merugikan semua," kata Moeldoko.

Ia mengecam keras aksi bom bunuh diri tersebut dan menyebut insiden itu menyadarkan semua pihak bahwa ideologi yang berlandaskan kekerasan tidak bermanfaat, baik untuk perjuangan ideologi maupun bagi kehidupan masyarakat.

Moeldoko juga meminta semua pihak untuk melihat dan memaknai peristiwa bom bunuh diri di Markas Polsek Astana Anyar sebagai kejadian yang tidak berguna dan hanya membawa kerugian bagi semua masyarakat. "Bahkan merugikan bagi semua pihak," katanya.

Kejadian bom bunuh diri itu, tambah Moeldoko, bukan sekadar kekerasan, tapi juga peristiwa kemanusiaan.

"Kita perlu memperkuat modal sosial, keguyuban dan gotong royong sebagai peringatan dini untuk melihat lingkungan sekitar kita," sebutnya.

Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat, Irjen Polisi Suntana, pada kesempatan sebelumnya menjelaskan peristiwa bom bunuh diri terjadi Rabu sekitar pukul 08.00 WIB saat anggota Polsek Astana Anyar sedang melaksanakan apel pagi.

Saat itu, pelaku memaksa mendekati anggota polisi yang sedang melaksanakan apel. Kemudian, pelaku sempat dihalau masuk oleh beberapa anggota polisi. "Dia mendekat, pelaku tetap berkehendak mendekati anggota, lalu mengacungkan sebuah pisau, tiba-tiba terjadi ledakan," kata Suntana.

Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Antonius Benny Susetyo, mengatakan peristiwa itu mencederai nilai-nilai kemanusiaan dan mengingkari nilai Ketuhanan Yang Maha Esa. Tindakan keji itu juga membuat orang lain yang tidak berdosa menderita dan menjadi korban.

Secara terpisah, pengamat politik dari Universitas Wijaya Kusuma, Surabaya, Umar Sholahudin, mengecam tindakan kekerasan dan terorisme dalam bentuk dan alasan apa pun.

"Semua Agama pasti melarangnya. Karena itu, tidakan terorisme dalam aksi bom bunuh diri itu bukan perilaku dan ajaran agama tertentu. Aksi kekerasan dan teror adalah aksi terhadap kemanusiaan. Karena itu, masyarakat harus bersatu menolak ideologi kekerasan atas nama apa pun," kata Wijaya.


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top