Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kelompok Radikal

Bom Bunuh Diri di Filipina Selatan, 11 Tewas

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

MANILA- Kelompok militan yang memiliki jaringan dengan ISIS kembali melakukan serangan bom bunuh diri di wilayah selatan Filipina, Selasa (31/7). Kali ini, mereka meledakkan bom di sebuah kendaraan van yang menewaskan 11 orang di pos militer.

Menurut juru bicara Angkatan Darat Filipina, Kolonel Edgard Arevalo, serangan bom bunuh diri Pulau Basilan itu dilakukan oleh kelompok Abu Sayyaf.

"Dari pembicaraan antara komandan Wesmincom, pelaku serangan adalah anggota kelompok Furuji Indama," sebut Arevalo di Manila, Selasa (31/7). Indama merupakan pemimpin Abu Sayyaf di wilayah Basilan.

Kejadian pengeboman di Basilan itu terjadi selang sehari usai Presiden Rodrigo Duterte menyatakan siap membuka dialog dengan Abu Sayyaf.

Pembicaraan dilakukan untuk mengakhiri pemberontakan dan tindakan ekstrem kelompok tersebut Korban tewas tersebut termasuk satu orang pelaku bom bunuh diri, satu anggota militer, lima paramiliter, dan empat warga sipil berikut seorang ibu dan anak.

"Serangan bom bunuh diri itu juga menyebabkan tujuh orang luka-luka," kata Kolonel Arevalo. Arevalo menjelaskan kronologis peristiwa ledakan di Pulan Basilan itu.

Ketika itu, sejumlah tentara menghentikan laju kendaraan dan berbicara dengan sopir van tersebut. "Sopir yang hanya sendirian itu menjawab dengan meledakkan bom yang sudah disiapkan," ujar Arevalo.

Dia menambahkan, pasukan pemerintah dalam kondisi waspada tinggi setelah menerima laporan bahwa kelompok garis keras menanam bahan peledak di sekitar pulau.

"Kami tidak bisa membayangkan apa yang bakal terjadi terhadap masyarakat Basilan bila kami tidak menghentikan laju kendaraan tersebut di pos penjagaan," ucapnya.

Warga Indonesia

Sementara itu, sumber militer di Filipina menduga sopir mobil pembawa bom yang meledak di pos pemeriksaan militer di Basilan itu berkewarganegaraan Indonesia.

Terkait berita tersebut Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Lalu Muhamad Iqbal mengatakan dirinya akan mengecek dugaan terlibatan WNI itu.

"Kami cek," sebut Iqbal. Pulau Basilan adalah benteng pertahanan kelompok perlawanan Abu Sayyaf yang kerap melakukan penculikan dan perampokan. AFP/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top