Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Peredaran Narkotika

BNN Temukan 200 Kg Sabu di Toko Kelontong

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

BEKASI - Badan Narkotika Nasional (BNN) menemukan ratusan kilogram (kg) sabu di Bekasi, Jawa Barat. Narkotika jenis metamfetamin atau sabu itu didapatkan dari operasi BNN selama tiga hari mengintai sebuah truk yang membawa muatan kelapa.

Total temuan BNN itu adalah 200 kg sabu yang telah dikemas di dalam kantong serta ribuan pil ekstasi dan happy five. Barang bukti itu disita BNN dari dua lokasi yang berbeda yaitu Tambun di Kabupaten Bekasi dan Kranji di Kota Bekasi.

Deputi Pemberantasan BNN Irjen Arman Depari mengatakan temuan itu merupakan hasil dari operasi BNN sejak Jumat, 10 Mei hingga Minggu, 12 Mei 2019. Awalnya, tim BNN mencurigai adanya truk yang melintas di jalur tol.

"Kemudian tim BNN mengikuti truk tersebut dari sekitar pintu keluar Tol Bintara Bekasi sampai ke Tambun," jelas Arman (12/5).

"Setelah truk membongkar muatan berupa kelapa dan disimpan di sebuah toko kelontong, tim melakukan penggerebekan. Dari hasil penggeledahan ditemukan narkoba jenis sabu kurang lebih 100 kg disimpan di dalam lemari," ujar Arman.

Dari lokasi tersebut tim BNN menangkap seorang berinisial Far yang kemudian memberikan informasi adanya lokasi gudang sabu lainnya di Kranji. Tim BNN pun bergerak ke Kranji pada Minggu dini hari.

Tim BNN kembali menyita sabu yang telah dikemas serta menangkap seorang lainnya berinisial Zul. Arman menyatakan total barang bukti yang didapatkan dari 2 lokasi itu sekitar 200 kg sabu. Selain itu, Arman mengatakan ada temuan pil ekstasi dan happy five.

"Saat ini kasus sedang dikembangkan untuk mengejar tersangka lain yang terlibat dalam jaringan tersebut. Diduga narkoba masuk atau diselundupkan dari Malaysia melalui jalur laut ke Indonesia dan dibawa dari Pekanbaru dengan truk ke Jakarta dan Bekasi," kata Arman.

"Bayangkan jika barang-barang haram tersebut tidak mampu dicegah oleh penegak hukum kita? Apa yang dilakukan BNN adalah capaian yang harus kita sambut dengan apresiasi," kata Anggota Komisi III DPR, Ahmad Sahroni di Jakarta, Minggu (12/5).

Sahroni lebih jauh mengungkap, berdasarkan data BNN yang dirilis diawal tahun 2019 lalu, dari 4,5 juta pengguna narkoba di Indonesia, 24 persen adalah dengan latar belakang palajar serta 59 persen adalah para pekerja. Hal ini menurut Sahroni menggambarkan target narkoba adalah kalangan usia produktif yang seharusnya menjadi generasi penerus bangsa.

Fakta tersebut, menurut Sahroni, memaksa setiap elemen pemerintah dan masyarakat berjuang bersama membebaskan bangsa dari belenggu narkoba. Menurutnya, diperlukan kegigihan dalam menjalankan komitmen memerangi kartel peredaran narkoba.

"Saya yakin kita bisa menyelamatkan generasi muda dari ketergantungan narkoba. Tentunya tidak hanya dari sisi pendindakan, namun juga pencegahan," tutur Sahroni. Ant/ion/P-6

Penulis : Antara, Sriyono

Komentar

Komentar
()

Top