Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

BMKG Minta Warga Jabodetabek Waspadai Hujan Ekstrem Hingga 1 Januari

Foto : Freepik/Jcomp

Ilustrasi hujan.

A   A   A   Pengaturan Font

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi sebagian wilayah Indonesia berpotensi diguyur hujan dengan intensitas yang bervariasi dari yang lebat hingga sangat lebat.

"Berdasarkan model cuaca numerik BMKG, sebagian wilayah Indonesia dalam beberapa hari kedepan berpotensi mengalami cuaca ekstrem dengan peningkatan curah hujan lebat hingga sangat lebat di beberapa wilayah," ungkap Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam Konferensi Pers, pada Kamis (29/12).

Dwikorita menjelaskan potensi hujan lebat akan dimulai pada hari ini, Jumat (30/12) di sejumlah wilayah dan diprediksi akan berlanjut hingga awal tahun depan.

"Untuk wilayah Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali hingga Nusa Tenggara, potensi hujan intensitas lebat hingga sangat lebat dapat terjadi mulai tanggal 30 Desember 2022, dimana potensi tersebut dapat berlanjut hingga 01 Januari 2023 dini hari," ungkap Dwikorita, seperti dilansir dari laman resmi BMKG.

"Hujan cenderung terjadi cukup merata dengan peningkatan intensitas pada dini hari dan sore hari," tambah dia.

Ia lantas mengimbau masyarakat di Jabodetabek, Banten bagian barat dan selatan, Jawa Barat bagian tengah dan utara, Jawa Tengah bagian utara, Jawa Timur bagian utara, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB) serta Nusa Tenggara Timur (NTT), untuk mewaspadai terjadinya hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat.

Menurut Dwikorita, potensi cuaca ekstrem disebabkan oleh sejumlah fenomena dinamika atmosfer, seperti aktifnya Monsun Asia di belahan bumi utara.

Hal ini disebutnya berkontribusi terhadap peningkatan asupan massa udara basah ke wilayah ekuatorial terutama di sekitar wilayah Indonesia bagian barat.

"Dasar pertimbangan dari masih signifikannya potensi cuaca ekstrem tersebut adalah karena masih teridentifikasi aktifnya beberapa fenomena dinamika atmosfer yang dapat memicu peningkatan curah hujan" ujarnya.

Selain itu, BMKG juga mengidentifikasi Madden Jullian Oscillation (MJO) yang masih cukup aktif di sekitar wilayah Indonesia bagian selatan ekuator.

Sebagai informasi, MJO merupakan aktivitas intra seasonal yang terjadi di wilayah tropis yang dapat dikenali berupa adanya pergerakan aktivitas konveksi yang bergerak ke arah timur dari Samudera Hindia ke Samudera Pasifik.

Terlebih MJO terjadi bersamaan dengan aktifnya fenomena gelombang atmosfer lain, yaitu Kelvin Wave dan Rossby Equatorial dalam sepekan terakhir hingga beberapa hari kedepan yang berkontribusi signifikan meningkatkan pertumbuhan awan hujan dengan potensi curah hujan lebat hingga sangat lebat di beberapa wilayah.

Dinamika lainnya, lanjut Dwikorita, yaitu terpantaunya pusat tekanan rendah di Australia yang dapat membentuk daerah pertemuan angin di sekitar wilayah Indonesia bagian selatan ekuator.

Kondisi ini juga dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan cukup signifikan di sekitar wilayah yang dilewatinya mulai dari wilayah Jawa hingga Nusa Tenggara.

Sementara itu, tambah dia, fenomena seruakan dingin Asia dan arus lintas ekuatorial dalam beberapa hari terakhir masih cukup aktif walaupun intensitasnya mulai berkurang dibanding beberapa hari lalu.

Meskipun begitu, kondisi tersebut masih dapat berkontribusi terhadap peningkatan pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia bagian barat dan selatan ekuator.

Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengatakan bahwa saat ini sebagian besar wilayah Indonesia sedang menuju puncak musim penghujan yang diprediksi akan berlangsung pada Januari hingga Februari.

"Puncak musim hujan secara umum diprediksikan terjadi pada Januari sampai Februari 2023, sehingga potensi hujan intensitas tinggi masihdapat terjadi hingga Februari 2023" imbuhnya.

Guswanto mengimbau agar masyarakat tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang kemungkinan terjadi dalam beberapa hari kedepan yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi. Mulai dari banjir, genangan, banjir bandang, tanah longsor, gelombang tinggi.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top