BMKG Ingatkan Potensi Hujan hingga Karhutla di Sejumlah Wilayah
Petugas satgas gabungan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) mengangkat mesin pompa air untuk memadamkan api yang membakar lahan di dekat permukiman di Kelurahan Sabaru, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Senin (2/10/2023).
Foto: ANTARA/Auliya RahmanJAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan adanya potensi hujan lebat, angin kencang, badai, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) hingga polusi udara bagi sejumlah wilayah di Indonesia pada hari ini Selasa (3/10).
Berdasarkan laman resmi BMKG di Jakarta, Selasa, wilayah yang harus mewaspadai terjadinya hujan lebat dengan kecepatan lebih dari 50 milimeter pada hari ini adalah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.
Selain hujan lebat, beberapa wilayah turut berpotensi diterjang angin kencang dengan kecepatan lebih dari 45 kilometer per jam seperti Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Selatan.
Hujan disertai kilat dan petir atau badai pun diperkirakan menerjang wilayah Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Jambi, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, dan Papua Barat.
Adanya potensi hujan lebat hingga angin kencang bahkan badai bagi sejumlah daerah tersebut dipengaruhi oleh Siklon Tropis Koinu yang terpantau berada di wilayah Laut Filipina sebelah timur.
Siklon tropis Koinu ini bergerak dengan kecepatan angin maksimum 35 knot dan tekanan udara minimum 1.000 mb yang bergerak ke arah Utara Barat Laut hingga Utara.
Meski terdapat potensi hujan lebat hingga badai, Deputi Bidang Meteorologi Guswanto memperkirakan fenomena panas terik di Indonesia masih akan berlangsung dalam periode Oktober mengingat kondisi cuaca cerah yang cukup mendominasi pada siang hari.
Saat ini sebagian besar wilayah Indonesia terutama di selatan ekuator masih mengalami musim kemarau dan sebagian lainnya akan mulai memasuki periode peralihan musim pada Oktober-November, sehingga kondisi cuaca cerah akan cukup mendominasi pada siang hari.
"Secara umum, fenomena suhu panas terik tersebut terjadi karena dipicu oleh beberapa kondisi dinamika atmosfer," kataGuswanto.
Masih adanya musim kemarau di beberapa daerah pada akhirnya memunculkan peluang terjadi karhutla terutama di wilayah Provinsi Jambi, Sumatera Selatan, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.
Tak hanya itu, fenomena panas terik hingga memunculkan potensi terjadinya karhutla ini pun membuat beberapa daerah diperkirakan mengalami polusi udara seperti di Jambi, Sumatera Selatan, dan Kalimantan Tengah.
Berita Trending
- 1 Tiongkok Temukan Padi Abadi, Tanam Sekali Panen 8 Kali
- 2 Cegah Jatuh Korban, Jalur Evakuasi Segera Disiapkan untuk Warga Sekitar Gunung Dempo
- 3 BKD Banten Periksa Pejabat Kesbangpol Buntut Spanduk Kontroversial
- 4 Ratusan Pemantau Pemilu Asing Tertarik Lihat Langsung Persaingan Luluk-Khofifah-Risma
- 5 Dharma-Kun Berjanji Akan Bebaskan Pajak untuk Pengemudi Taksi dan Ojek Online
Berita Terkini
- Tekan Angka Kasus Anemia Defisiensi Besi pada Anak dan Ibu Hamil Melalui Skrining
- Dukung Pertumbuhan Ekonomi, Kadin Luncurkan White Paper
- Michelle Elizabeth Terpilih Sebagai Ketua Federasi Triathlon Indonesia
- .Mantan Gubernur Bank Sentral Tiongkok Dijatuhi Hukuman Mati Bersyarat karena Kasus Penyuapan
- Sidang Terkait Monopoli Iklan Online oleh Google di AS Berakhir