Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Krisis di Ukraina

Blinken dan Lavrov Siap Lakukan Pembicaraan

Foto : AFP/Angela Weiss

Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield

A   A   A   Pengaturan Font

JENEWA - Para diplomat senior dari Amerika Serikat (AS) dan Russia diperkirakan akan berbicara melalui sambungan telepon Selasa (1/2), sehari setelah wakil-wakil kedua negara di PBB berhadapan di Dewan Keamanan terkait tuduhan yang disangkal Russia bahwa negara itu sedang merencanakan invasi berskala besar ke negara tetangganya, Ukraina.

Sebelumnya pada 21 Januari lalu, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, dan Menteri Luar Negeri Russia, Sergey Lavrov, telah mengadakan pertemuan tatap muka di Jenewa, Swiss. Sejak itu, kedua pihak telah bertukar tanggapan tertulis dalam upaya untuk menjelaskan posisi mereka.

Russia menyatakan dokumen AS gagal mengatasi kekhawatiran keamanan utamanya, yang mencakup penolakannya terhadap ekspansi NATO lebih jauh ke timur, khususnya ke Ukraina. AS, NATO dan Ukraina telah menganggap permintaan semacam itu sebagai pembatasan yang tidak dapat diterima sama sekali.

AS menerima surat tanggapan Russia pada Senin (31/1). Tetapi para pejabat Kementerian Luar Negeri AS menolak membahas isinya, seraya menyebut keinginan untuk merahasiakan proses perundingan.

Adu Pernyataan

AS telah mengancam akan menjatuhkan sanksi-sanksi ekonomi berat jika Russia menginvasi Ukraina. Pada 2014, Russia menganeksasi Semenanjung Crimea Ukraina, dan menyatakan tidak memiliki rencana untuk menginvasi Ukraina lagi.

"Situasi yang kita hadapi di Eropa mendesak dan berbahaya, dan pertaruhan bagi Ukraina serta bagi setiap anggota PBB, sangat tinggi," ucap Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, kepada para anggota Dewan Keamanan pada Senin.

Dubes Thomas-Greenfield juga mengatakan lebih dari 100 ribu tentara Russia telah berkumpul di perbatasan Ukraina.

"Sementara kita berbicara, Russia malah menambah pasukan di sana," imbuh dia.

Pernyataan Dubes Thomas-Greenfield diserang oleh Duta Besar Russia untuk PBB, Vassily Nebenzia. "Pengerahan pasukan Russia di dalam teritori kami sendiri telah sering terjadi dengan berbagai skala sebelumnya dan tidak pernah menimbulkan kemarahan apapun," kata Nebenzia.

Ia mengatakan, AS dan rekan-rekan Baratnya bertindak seolah-olah invasi telah terjadi, dan bahwa mereka tidak memberikan bukti bahwa invasi itu direncanakan. AFP/VoA/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top