Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

BKKBN: Sumber Air Minum Tidak Layak Tingkatkan Risiko "Stunting"

Foto : ANTARA/Astrid Faidlatul Habibah

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo dalam Rapat Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, Jumat (8/9)

A   A   A   Pengaturan Font

Untuk sumber air minum yang layak utamanya berasal dari ledeng, sumur bor/pompa, sumur terlindung, mata air terlindung, atau air hujan maupun dari air kemasan bermerek atau air isi ulang dengan sumber air utama untuk mandi atau cuci berasal dari leding, sumur bor atau pompa, sumur terlindung, atau air hujan.

Hasto menuturkan persentase rumah tangga anak usia dini di Indonesia yang memiliki akses rumah tangga layak huni adalah sebanyak 57,91 persen, yang memiliki sumber air minum layak sebanyak 90,67 persen dan yang memiliki sanitasi layak sebanyak 80,93 persen.

Sementara untuk persentase keluarga sasaran berisiko stunting akibat sumber air minum tidak layak di Kalimantan Barat (Kalbar) meliputi Sambas 88,4 persen, Kubu Raya 73,72 persen, Mempawah 71,72 persen, Kayong Utara 67,88 persen, dan Pontianak 53,22 persen.

Landak 44,54 persen, Melawi 40,9 persen, Bengkayang 39,75 persen, Sanggau 36,38 persen, Singkawang 35,69 persen, Sintang 35,66 persen, Kapuas Hulu 34,5 persen, Sekadau 29 persen dan Ketapang 17,75 persen.

Untuk persentase keluarga sasaran berisiko stunting akibat jamban tidak kayak di Kalbar meliputi Landak 41,79 persen, Melawi 41,16 persen, Sintang 33,05 persen, Sanggau 31,05 persen, Kapuas Hulu 29,27 persen, Bengkayang 28,97 persen, dan Kubu Raya 26,99 persen.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top