Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

BKKBN: Kekuatan Gotong Royong Mampu Mengurangi Angka "Stunting"

Foto : ANTARA FOTO/Jessica Wuysang/tom/aa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, menilai kekuatan gotong royong yang dibangun melalui Program Bapak Asuh Anak Stunting mampu mengurangi angka stunting.

"Alhamdulillah dikeroyok para pengusaha karena arahan Presiden Joko Widodo untuk Pentahelix, TNI-Polri bergerak semua sehingga penanganan stunting menjadi gotong royong," ujar Hasto dalam seminar Review Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Nasional 2023 secara daring di Jakarta, Rabu (30/8).

Ia mengatakan kekuatan gotong royong yang dibangun itu membuat sejumlah daerah mengalami penurunan angka stunting.

"Kekuatan gotong royong luar biasa, di daerah tertentu yang mungkin belum tersentuh program, terjadi penurunan stunting karena gotong royong," tutur dia.

Hasto mengemukakan pada tahun ini pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar 30 triliun rupiah untuk penanganan stunting.

"Dari 30 triliun rupiah itu, sekitar 20 triliun rupiah diserahkan ke Kementerian Sosial untuk dibagi dalam bentuk Program Keluarga Harapan (PKH)," tutur dia.

Ia mengatakan anggaran dana PKH yang digelontorkan kepada masyarakat langsung itu diharapkan untuk membeli makanan bergizi. Namun sayangnya masih banyak masyarakat yang menggunakan dana PKH untuk kebutuhan sekunder.

"Perlu pengawalan agar tepat sasaran. Di lapangan saya pernah menemui masih ada stunting, padahal sudah dapat PKH. Lalu ada yang bilang kalau uangnya dipakai untuk kredit motor," tutur dia.

Kemudian, lanjutnya, anggaran dana sekitar 7 triliun rupiah dari 30 triliun rupiah itu dialokasikan ke Kementerian Kesehatan yang sebagian besar digunakan untuk BPJS Kesehatan. Sisanya dari anggaran stunting 2023 terbagi di kementerian dan lembaga.

Dalam kesempatan sama, Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Muhammad Yusuf Ateh, mengakui masih terdapat beberapa tantangan dalam menjalankan program yang terkait dengan dana bantuan.

"Dana 20 triliun rupiah untuk PKH maksudnya untuk dibelikan makanan, nggak semua ternyata dibelikan makanan, nggak gampang menjalankan program di masyarakat, akalnya banyak," tutur dia.

Namun ia mengingatkan agar BKKBN tidak terlalu memusingkan anggaran di tempat lain. Ia meminta BKKBN untuk tetap terus berupaya menekan angka stunting meski anggaran yang tersedia terbatas.

"Efektifkan anggaran yang ada. Kalau kita tidak bisa kasih, kita dorong orang lain untuk berpartisipasi, seperti Program Bapak Asuh Anak Stunting," tutur dia. Ant/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top