Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sumber Daya Manusia

BKKBN Dorong Dampak G20 bagi Masyarakat

Foto : Antara

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, mengatakan pihaknya siap mendorong dampak G20 bagi masyarakat. Menurutnya, pertemuan G20 tidak hanya berdampak pada ekonomi global, tapi juga lokal di tingkat desa.

"Kita menggerakkan ke seluruh perwakilan sampai ke desa agar merasakan ternyata G20 ini bisa diterjemahkan ke dalam ekonomi rakyat, tidak hanya global," ujar Hasto, usai acara Gebyar Bangga G20, di Jakarta, Jumat (11/11).

Dia menyebut BKKBN punya kemampuan menjangkau masyarakat di tingkat desa. Ada 600.000 tenaga tim pendamping keluarga dan 1,2 juta penyuluh desa untuk mendampingi kehidupan keluarga.

"BKKBN itu mengawal kualitas keluarga. Salah satunya mandiri di dalamnya berdikari secara ekonomi. Makanya, peran ini harus bisa tertansaksikan sampai ke keluarga," jelasnya.

Dalam acara tersebut, BKKBN mengajak masyarakat untuk aktif menjadi produktif dengan mengikuti salah satu kegiatan yakni senam bersama yang diikuti oleh seluruh perwakilan BKKBN, Forum Generasi Berencana (GenRe) hingga kampung KB di kabupaten/kota. Acara dilakukan secara hybrid agar semua pihak dapat berpartisipasi dalam satu waktu yang sama.

Tantangan SDM

Hasto mengungkapkan G20 juga menjadi ajang untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Adapun tantangan terbaru adalah adanya hasil Human Capital Index terbaru dari World Bank yang menempatkan Indonesia pada urutan ke 130 dengan tingkat IQ sekitar 78 hampir sama dengan Timor Leste.

Dia menekankan, peningkatan kualitas SDM penting untuk mempersiapkan bonus demografi di tengah ancaman stunting atau gizi buruk. Untuk penduduk kelompok usia 25 tahun saja, tingkat stunting-nya di atas 30 persen.

"Belum lagi 24 persen balita juga mengalami stunting. Bayangkan betapa beratnya nanti ketika Indonesia Emas tahun 2045 jika ini tidak ditangani," tambahnya.

Dia menambahkan, Indonesia menargetkan menjadi negara empat besar ekonomi dunia pada tahun 2045. Jika persiapan bonus demografi tidak berhasil sampai tahun 2035, ada tantangan berat yaitu 100 orang usia produktif menanggung 50 lebih usia tidak produktif.

"Karena aging population jadi banyak orang tua. Indonesia tahun 2045, orang tua seperti apa jika tidak disiapkan? Pendidikan rata-rata di bawah 8,3 tahun, ekonomi menengah ke bawah," tandasnya.

Selain itu, BKKBN turut mengundang UMKM lokal dan pedagang sekitar untuk hadir mengikuti Gebyar Bangga G20, dengan tujuan meningkatkan penghasilan serta pendapatan keluarga guna mewujudkan keluarga tangguh dan mandiri.

Hasto melanjutkan bahwa G20 yang bertemakan "Recover Together, Recover Stronger" itu, telah mengajak seluruh dunia untuk bahu-membahu, saling mendukung untuk pulih bersama serta tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan dengan mengusung lima pilar KTT G20 Indonesia.

Kelima pilar itu adalah memperkuat lingkungan kemitraan, mendorong produktivitas, meningkatkan ketahanan dan stabilitas, memastikan pertumbuhan berkelanjutan dan inklusif, serta kepemimpinan kolektif global yang lebih kuat.

Dengan demikian, Hasto berharap tiap isu yang dibicarakan dalam G20 bersama negara-negara lainnya, utamanya di bidang kesehatan dapat menemukan suatu cara untuk meningkatkan kesejahteraan tiap keluarga.


Redaktur : andes
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top